DPRD Samarinda Soroti Rendahnya Cinta Budaya Lokal

SAMARINDA – Rendahnya kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal dinilai menjadi salah satu penyebab Samarinda kurang menonjol sebagai kota tujuan wisata. Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menyampaikan bahwa hal ini juga berkaitan dengan perilaku masyarakat yang masih abai terhadap lingkungan. “Kita perlu budaya-budaya, maksudnya karakter-karakter, dari Kota Samarinda ini seperti apa, ternyata kita nggak cinta, nggak cinta lingkungan, karena sampah-sampah tapi ini akan menghambat orang datang ke Kota Samarinda,” ujarnya saat ditemui di Kantor DPRD Kota Samarinda, Rabu (10/09/2025) siang.

Puji menyoroti fenomena masyarakat yang lebih senang menghabiskan waktu liburan di luar daerah dibandingkan mengenal dan menikmati budaya sendiri. “Lalu kita lebih senang keluar daripada kita ke dalam, ya,” katanya. Ia menilai kecenderungan ini semakin memperlihatkan lemahnya apresiasi terhadap potensi wisata dan budaya Samarinda. “Mencintai budaya sendiri itu kita lebih senang ke Bali, ke mana-mana yang tentunya pariwisata atau budaya mereka lebih tinggi,” tegasnya.

Ia juga menyinggung perbandingan dengan daerah tetangga seperti Kutai Kartanegara yang masih memiliki kekayaan budaya tinggi. Menurutnya, minimnya kesadaran masyarakat Samarinda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal menjadi hambatan nyata bagi perkembangan pariwisata kota. “Walaupun kita punya budaya yang nilai budaya yang tinggi di Kukar tapi tidak perlu pemahaman budaya, cinta budaya di masyarakat Kota Samarinda itu belum tinggi, itu juga jadi hambatan,” jelasnya.

Lebih jauh, Puji menekankan pentingnya keberpihakan pemerintah dalam memberikan dukungan nyata, baik melalui kebijakan maupun alokasi anggaran. “Jadi, kita lihat adalah bagaimana sebenarnya keberpihakan anggaran atau kebijakan anggaran dari pemerintah kota ini untuk pemajuan dan pelestarian budaya Kota Samarinda bisa ditingkatkan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, langkah tersebut bisa membuka ruang bagi budaya lokal untuk berkembang sekaligus menjadi daya tarik wisata baru. “Kami tadi ada pemikiran begini, selama ini ada kementerian budayanya sekarang, kalau dulu dijadikan satu,” ujarnya.

Puji mengusulkan agar bidang kebudayaan dipisahkan dari sektor pendidikan agar fokus pengembangan bisa lebih maksimal. “Itu alangkah bagusnya kalau di Kota Samarinda ini juga dipisah, antara pendidikan, kebudayaan,” katanya. Namun, ia juga menilai kebudayaan dapat digabungkan dengan pariwisata agar pengelolaan serta promosi berjalan lebih kuat. “Kalau mungkin kebudayaan bisa digabungkan dengan pariwisata, gitu,” jelasnya.

Ia memastikan usulan tersebut akan segera disampaikan kepada pemerintah kota agar kebijakan pengembangan kebudayaan bisa lebih terarah. “Ini yang mungkin maksudnya nanti akan kita usulkan ke pemerintah kota,” pungkasnya.[] ADVERTORIAL

Penulis:  Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com