SAMARINDA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda kembali mencatat pencapaian penting dalam layanan kesehatan. Fasilitas kesehatan rujukan utama di Kalimantan Timur (Kaltim) ini kini resmi memiliki sumber daya manusia (SDM) lengkap untuk mendukung layanan kedokteran nuklir, terdiri atas dua dokter spesialis, seorang fisikawan medis, serta apoteker bersertifikat pembuat radio farmaka atau obat kanker berbasis nuklir.
Keberadaan tenaga medis tersebut diharapkan mampu mempercepat proses diagnosis, meningkatkan efektivitas terapi, sekaligus membuka jalan bagi RSUD AWS untuk menjadi pionir layanan kedokteran nuklir di wilayah Kalimantan. Langkah ini diyakini akan memberikan harapan hidup lebih panjang bagi pasien kanker, yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Dearah (DPRD) Kaltim, Fuad Fahruddin, menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian ini. Menurutnya, layanan kedokteran nuklir merupakan terobosan strategis yang bukan hanya membanggakan masyarakat Samarinda, tetapi juga menjadi kebanggaan seluruh warga Kaltim.
“Kami dari DPRD melihat sebuah kemajuan untuk pelayanan di RSUD AWS yang tentu menjadi kebanggaan kita semua dan dengan fasilitas yang ada betul-betul dimanfaatkan sebagaimana mestinya,” ujar Fuad, Jumat (12/09/2025), saat ditemui awak media di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda.
Fuad menegaskan, keberhasilan RSUD AWS dalam menyediakan fasilitas kedokteran nuklir tidak terlepas dari penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tepat sasaran. Dengan kelengkapan ini, pasien kanker dari Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh ke Jakarta atau bahkan ke luar negeri, seperti Penang, Malaysia, untuk mendapatkan pengobatan.
“Ini merupakan bentuk memaksimalkan bantuan dari APBD yang bermanfaat untuk masyarakat secara luas, bukan hanya masyarakat Kaltim, tapi juga wilayah timur Indonesia. Selama ini, rujukan pengobatan kanker selalu ke Jakarta atau ke Malaysia, sehingga kami mengapresiasi kemajuan RSUD AWS itu sendiri,” kata Fuad.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa keberadaan fasilitas modern harus diimbangi dengan kualitas pelayanan yang optimal. Salah satu persoalan yang menurutnya perlu segera diatasi adalah panjangnya antrean pasien, terlebih dengan kemungkinan bertambahnya jumlah pasien dari luar daerah setelah fasilitas kedokteran nuklir ini resmi beroperasi.
“Tapi dengan disertai juga dengan pelayanan yang harus dimaksimalkan. Antrian panjang perlu diminimalisir untuk dapat dikurangi,” tutup wakil rakyat dari daerah pemilihan Samarinda tersebut.
Dengan kelengkapan tenaga medis, peralatan canggih, dan dukungan anggaran daerah, RSUD AWS Samarinda kini dihadapkan pada tantangan baru: menjaga mutu pelayanan agar tetap prima di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat. Harapan besar pun disematkan agar rumah sakit ini tidak hanya menjadi pusat rujukan regional, tetapi juga ikon pelayanan kesehatan modern di Indonesia bagian timur. [] ADVERTORIAL
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan