SAMARINDA – Sektor pertanian Kalimantan Timur (Kaltim) menghadapi tantangan besar di tengah kebutuhan pangan yang terus meningkat, terutama dengan adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di wilayah ini. Tantangan utama terletak pada regenerasi petani yang semakin berkurang dan masih kuatnya ketergantungan pada metode konvensional. Karena itu, keterlibatan generasi muda dinilai menjadi kunci untuk mendorong pertanian Kaltim menuju arah yang lebih modern, tangguh, dan berdaya saing.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara (Kukar), Salehuddin, menekankan pentingnya peran pemuda dalam memastikan keberlanjutan pangan daerah. Menurutnya, paradigma lama yang menempatkan pertanian sebagai sektor kelas dua harus segera diubah.
“Pertanian seolah-olah sesuatu yang mungkin jauh dari habit pemuda, tapi bisa kita buktikan di Kukar ada beberapa tempat yang diinisiasi oleh GenZ dan setahu kami ada kelompok-kelompok pemuda dibina oleh pemerintah dengan baik bahkan difasilitasi, baik dari pemerintah sendiri bahkan dari korporasi,” ujar Salehuddin saat ditemui di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Jumat (12/09/2025).
Ia menjelaskan, wajah pertanian di masa depan sangat ditentukan oleh sejauh mana generasi muda mampu mengadopsi teknologi. Pemanfaatan Internet of Things (IoT), sistem irigasi cerdas, hingga manajemen berbasis data dipandang sebagai solusi untuk keluar dari ketergantungan pada tenaga kerja usia lanjut.
“Kalau diberikan pembinaan dengan baik, saya pikir juga berpotensi untuk kita kembangkan walaupun mungkin pertaniannya tidak secara tradisional, tapi mungkin lebih menyesuaikan terkait mekanisasi pertanian,” tegas politisi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Komisi I DPRD Kaltim itu.
Salehuddin menilai, apabila peran generasi muda terus diperkuat dan difasilitasi dengan serius, maka pertanian akan bertransformasi menjadi sektor andalan masa depan. Apalagi dengan meningkatnya kebutuhan pangan akibat pembangunan IKN, peluang usaha di bidang pertanian, perikanan, maupun perkebunan dinilai terbuka sangat lebar.
“Keberadaan teman-teman GenZ harusnya betul-betul didorong, karena kita punya potensi swasembada pangan. Belum lagi adanya IKN, kebutuhan pangannya akan meningkat, seperti perikanan, sektor pertanian dan perkebunan sangat terbuka,” tutur Salehuddin.
Ia menambahkan, pemerintah memiliki peran vital dalam menjembatani pemuda agar lebih dekat dengan dunia pertanian. Hal ini tidak hanya sekadar mendorong regenerasi petani, tetapi juga membuka peluang bagi pemuda melihat pertanian sebagai sektor bisnis yang menjanjikan.
“Harapannya sekali lagi ini menjadi konsen pemerintahan memberikan dorongan pada generasi muda membuktikan bahwa pertanian sektor yang menjanjikan dan membanggakan,” tutup Salehuddin.
Dengan dorongan yang tepat, pertanian di Kaltim berpeluang besar menjadi fondasi utama dalam menjaga kedaulatan pangan daerah. Generasi muda bukan hanya dituntut untuk melanjutkan, tetapi juga memperbarui sistem pertanian agar mampu bersaing di era modern. [] ADVERTORIAL
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan