Serangan di Doha Picu Tekanan Global terhadap Israel

DOHA – Emir Qatar menyoroti serangan Israel terhadap pejabat Hamas di Doha sebagai upaya yang mengganggu proses gencatan senjata di Gaza, Palestina. Pernyataan itu disampaikan saat para pemimpin negara Arab dan Muslim menggelar pertemuan darurat, Senin (15/09/2025).

KTT gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) digelar atas inisiatif Qatar. Tujuannya adalah memperkuat tekanan internasional terhadap Israel, yang menghadapi desakan global untuk menghentikan perang serta menangani krisis kemanusiaan di Gaza.

Hamas menyampaikan bahwa sejumlah pejabat senior mereka selamat dari serangan udara pekan lalu di Doha. Serangan itu menewaskan enam orang dan memicu kecaman luas, termasuk dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Selama ini, Qatar memegang peran sebagai mediator utama dalam perundingan penghentian perang di Gaza, bersama Mesir dan Amerika Serikat. Serangan terjadi ketika delegasi Hamas sedang meninjau proposal baru dari AS untuk meredakan ketegangan.

“Siapa pun yang secara sistematis berusaha membunuh pihak yang sedang diajak bernegosiasi, jelas berniat menggagalkan proses negosiasi,” ujar Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dalam pidato pembukaan KTT, melansir AFP, Senin (15/09/2025).

Emir Qatar menambahkan, “Negosiasi bagi mereka hanyalah bagian dari perang.” Ia menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memiliki ambisi untuk mengubah kawasan Arab menjadi zona pengaruh Israel, yang menurutnya merupakan ilusi berbahaya.

Sejak Kesepakatan Abraham pada 2020, Israel bersama Amerika Serikat berupaya memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.

Pertemuan Doha berlangsung bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio ke Israel sebagai bentuk dukungan penuh Washington. Rubio dijadwalkan tiba di Qatar pada Selasa (16/09/2025).

Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menekankan perlunya komunitas internasional menghentikan standar ganda dan menuntut pertanggungjawaban Israel atas berbagai tindakan yang dilakukan.

Draf pernyataan bersama dari sekitar 60 negara peserta KTT menekankan pentingnya keamanan kolektif dan keselarasan dalam menghadapi ancaman bersama. Pemimpin dunia yang hadir antara lain Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Kehadiran Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif juga tercatat.

Aziz Algashian, peneliti hubungan internasional di Timur Tengah, menyoroti perlunya tindakan nyata. “Kita sudah kehabisan retorika. Kini tinggal menunggu tindakan nyata, dan kita akan lihat seperti apa bentuknya,” ujarnya. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com