KUTAI KARTANEGARA – Dalam semarak Festival Erau Adat Kutai yang digelar di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), satu tradisi yang tak pernah luput dari perhatian adalah Beseprah sebagai sebuah ritual sarapan massal yang sarat makna dan nilai kebersamaan.
Ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat, pejabat daerah, hingga kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura duduk bersila bersama di sepanjang jalan protokol. Mereka menyantap hidangan yang disediakan oleh pemerintah daerah, termasuk Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan, Kamis (25/09/2025).
Meski berasal dari latar belakang sosial yang berbeda, saat Beseprah berlangsung, semua perbedaan seolah menghilang. Tradisi ini benar-benar mencerminkan filosofi “duduk rendah, berdiri sama tinggi” makna harfiah dari kata “beseprah”.
Di masa lalu, Beseprah merupakan jamuan yang diselenggarakan oleh Sultan sebagai bentuk persembahan kepada rakyatnya. Lebih dari sekadar makan bersama, tradisi ini adalah simbol doa dan harapan sang pemimpin agar dapat mengayomi seluruh masyarakat. Sultan juga ingin merasakan langsung kehidupan rakyatnya, membaur tanpa sekat.
Kini, meski Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura tidak lagi memegang kekuasaan politik, nilai-nilai luhur kerajaan tertua di Indonesia ini tetap dijaga dan dilestarikan oleh pemerintah daerah. Sultan Kutai Kartanegara ke XXI, Aji Muhammad Arifin, menegaskan, “Ini adalah tradisi yang sejak dulu menyatu antara rakyat dan raja. Rakyat antusias, masyarakat dari mana pun kita terima.”
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menekankan bahwa Beseprah adalah wujud nyata dari gotong royong. “Makna utama dari kegiatan ini adalah persatuan dan kesatuan. Mudah-mudahan tradisi ini terus kita jaga dan kembangkan, khususnya dalam pelaksanaan festival kesenian rakyat,” ujarnya.
Beseprah bukan hanya soal makan bersama. Ia adalah ajang mempererat silaturahmi, memperkuat rasa persaudaraan, dan menyampaikan pesan moral bahwa seorang pemimpin harus dekat dengan rakyatnya. Tradisi ini mengajarkan bahwa kebersamaan adalah fondasi utama dalam membangun masyarakat yang harmonis.
Dengan semangat Erau dan nilai-nilai Beseprah yang terus hidup, Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa warisan budaya bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dirayakan dan dijadikan pedoman hidup bersama.
Kalau kamu hadir di Festival Erau tahun ini, tradisi Beseprah adalah momen yang tak boleh dilewatkan karena di sanalah, rakyat dan raja benar-benar duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. [] ADVERTORIAL
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan