Dari Sampah Jadi Berkah, Warga Desa Kini Mandiri dan Produktif

KUTAI KARTANEGARA – Loa Kulu Kota, sebuah desa di Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, menunjukkan geliat ekonomi yang menginspirasi. Di tengah upaya membangun desa yang mandiri dan berdaya saing, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Loa Kulu Kota tampil sebagai lokomotif ekonomi lokal. Tak hanya menjadi penyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes), Bumdes ini juga berhasil membuka lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat melalui berbagai unit usaha yang dikelola secara aktif dan inklusif.

Pernyataan mengenai capaian dan arah pengembangan Bumdes disampaikan oleh Kepala Desa Loa Kulu Kota, Mohamad Rizali, dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang digelar di kantor desa pada Selasa, (17/09/2025).

Kegiatan Musrenbangdes ini dihadiri oleh perangkat desa, tokoh masyarakat, warga, serta perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, termasuk Kepala Bidang Kerja Sama Desa, Dedy Suryanto. Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan komitmen bersama dalam memperkuat ekonomi desa berbasis potensi lokal.

Dalam forum Musrenbangdes tersebut, Rizali memaparkan bahwa Bumdes Loa Kulu Kota saat ini mengelola sejumlah unit usaha yang secara langsung melibatkan warga desa, baik sebagai tenaga kerja maupun sebagai pengelola. Adapun unit usaha yang dijalankan meliputi pengelolaan sampah, layanan BRI Link, jasa pengiriman barang, serta kerja sama pengoperasian sandaran ponton (asis) dengan mitra swasta.

Pada tahun 2024, Bumdes berhasil menyumbang PADes sebesar Rp30 juta bersih. Namun, menurut Rizali, nilai sesungguhnya terletak pada dampak sosial dan ekonomi yang dirasakan langsung oleh masyarakat. “Bumdes bukan hanya soal angka, tapi tentang bagaimana warga desa bisa berdaya dan mandiri,” ujarnya.

Pembentukan dan pengembangan Bumdes Loa Kulu Kota merupakan bagian dari strategi pembangunan desa yang menitikberatkan pada pengelolaan potensi lokal secara mandiri dan berkelanjutan. Pemerintah desa menyadari bahwa untuk mencapai kesejahteraan, desa harus mampu mengelola sumber dayanya sendiri dengan melibatkan masyarakat secara aktif.

Musrenbangdes diawali dengan pemaparan capaian Bumdes oleh Kepala Desa, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi terbuka antara pemerintah desa dan warga. Dalam forum tersebut, dibahas berbagai strategi pengembangan Bumdes agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas oleh masyarakat. Beberapa poin penting yang mengemuka antara lain peningkatan kapasitas usaha melalui pelatihan dan pendampingan, perluasan jaringan kemitraan dengan sektor swasta dan lembaga keuangan, serta penguatan peran warga dalam pengelolaan unit usaha agar lebih transparan dan akuntabel.

Dedy Suryanto dari DPMD Kukar menegaskan bahwa Bumdes harus menjadi pilar utama dalam pengelolaan sumber daya lokal. “Bumdes adalah instrumen strategis untuk mempercepat pembangunan desa. Jika dikelola dengan baik, ia bisa menjadi sumber PADes sekaligus wadah pemberdayaan masyarakat,” tegasnya.

Dengan sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan mitra usaha, Bumdes Loa Kulu Kota diharapkan tidak hanya menjadi sumber PADes, tetapi juga menjadi contoh sukses pemberdayaan ekonomi desa di Kutai Kartanegara. Dari pengelolaan sampah hingga layanan keuangan, Bumdes membuktikan bahwa desa bisa mandiri, produktif, dan sejahtera jika potensi lokal dikelola dengan visi dan partisipasi bersama.

Langkah Loa Kulu Kota ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kukar untuk terus berinovasi dan membangun ekonomi lokal yang tangguh dan inklusif. [] ADVERTORIAL

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com