PONTIANAK – Pemerintah Kota Pontianak menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga harmoni dan ikut membangun kota di tengah keberagaman. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menilai keterlibatan warga menjadi kunci bagi terwujudnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Usai mengikuti kegiatan yang menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat, Senin (20/10/2025), Edi menekankan bahwa pembangunan tidak dapat berjalan tanpa sinergi seluruh elemen.
“Kita yang pasti berharap melibatkan seluruh stakeholder atau masyarakat Pontianak untuk aktif dalam proses pembangunan,” ujar Edi saat diwawancarai usai kegiatan podcast di ruang Pontiv Center Kantor Wali Kota Pontianak.
Menurutnya, membuka ruang dialog dan diskusi merupakan langkah strategis untuk menghindari kesalahpahaman sekaligus memperkuat persatuan antarwarga.
“Kita membuat ruang untuk tempat berdialog, berdiskusi terkait dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan perbedaan,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Pemkot Pontianak terus mendorong optimalisasi peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), paguyuban, dan komunitas warga. Lembaga-lembaga ini dianggap berperan penting dalam mempererat hubungan sosial dan menyamakan persepsi di tengah keberagaman.
“Kita perankan FKUB serta paguyuban, komunitas untuk berdiskusi dan silaturahmi. Ini salah satu bagian dari upaya kita untuk menyamakan persepsi bahwa perbedaan itu jangan dijadikan alasan untuk perpecahan,” katanya.
Selain soal dialog, Edi juga menyoroti peran generasi muda di era digital. Ia mengingatkan agar anak muda bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu sensitif.
“Para generasi muda pasti harus bijak menggunakan media sosial, tidak terpancing isu-isu yang bisa memecah belah atau membuat konten-konten yang mengarah ke SARA. Ini harus cepat ditindak oleh aparat hukum supaya tidak terlanjur pecah,” tegasnya.
Sebagai bentuk konkret memperkuat kebersamaan, Edi mendorong adanya lebih banyak kegiatan lintas budaya di ruang-ruang publik. Ia percaya bahwa kegiatan semacam itu dapat menjadi sarana kolaborasi sekaligus mempererat hubungan antarkomunitas.
“Dengan memperbanyak kegiatan aktivitas yang bisa melibatkan semakin banyak budaya, ruang-ruang publik juga sangat berperan. Ruang-ruang di mana masyarakat bisa berkolaborasi dan berdiskusi, nah ini salah satu cara memecah kebuntuan dari hal-hal yang bersifat negatif,” pungkasnya. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan