Inovasi Pupuk Kompos Warga Desa Karya Jaya

KUTAI KARTANEGARA — Siapa sangka limbah kotoran sapi yang selama ini terabaikan di Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, bisa menjadi solusi ekonomi dan pertanian yang berkelanjutan? Berkat inisiatif warga dan dukungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Karya, limbah tersebut kini diolah menjadi pupuk kompos yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan kemandirian petani dan perekonomian desa.

Warga Desa Karya Jaya berhasil mengubah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos berkualitas. Proses ini dimulai dua tahun lalu, ketika kelangkaan pupuk bersubsidi memaksa petani mencari alternatif. Kini, pupuk kompos hasil olahan warga telah menjadi komoditas unggulan desa.

Inisiatif ini digagas oleh BUMDes Mitra Karya yang dipimpin oleh Suwardani, bersama Kelompok Tani Muda Berkarya. Kolaborasi ini melibatkan puluhan warga yang sebelumnya hanya bergantung pada pupuk kimia.

Transformasi ini dimulai sekitar dua tahun lalu dan terus berkembang hingga kini. Suwardani mengungkapkan capaian terbaru mereka dalam sebuah wawancara. (24/09/2025)

Seluruh proses berlangsung di Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Desa ini dikenal sebagai wilayah agraris dengan populasi ternak sapi yang cukup besar.

Kelangkaan pupuk bersubsidi menjadi pemicu utama. Petani kesulitan mendapatkan pupuk untuk tanaman hortikultura mereka. Di sisi lain, limbah kotoran sapi melimpah namun tidak dimanfaatkan. Kombinasi masalah ini mendorong warga untuk mencari solusi mandiri.

Awalnya, warga hanya menggunakan cangkul dan pengetahuan dasar untuk mengolah kotoran sapi. Proses fermentasi dilakukan selama satu bulan. Hasilnya, mereka mampu memproduksi 300–500 kilogram pupuk kompos per siklus. Pupuk ini kemudian diuji coba di kebun hortikultura milik warga, dan hasilnya memuaskan.

BUMDes Mitra Karya kemudian mengembangkan produk menjadi pupuk organik, semi-organik, dan pestisida nabati. Produk-produk ini kini dijual ke desa-desa sekitar, bahkan mulai menarik perhatian pasar regional.

Inovasi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Warga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap kini bisa bekerja di unit produksi pupuk. Harapannya, program ini bisa direplikasi di desa lain yang memiliki potensi serupa. [] ADVERTORIAL

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com