KUTAI KARTANEGARA — Empat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, berhasil mencetak prestasi membanggakan. Produk arang dan lidi yang mereka hasilkan kini telah menembus pasar internasional, membawa dampak ekonomi positif bagi masyarakat desa.
BUMDes dari Desa Salo Palai, Batu-batu, Muara Badak Ulu, dan Saliki berhasil mengekspor arang dan lidi ke luar negeri. Produk-produk ini diolah dari bahan lokal seperti daun nipah, daun kelapa sawit, dan kayu halaban, lalu dikemas secara menarik sehingga memiliki nilai jual tinggi.
Keempat BUMDes tersebut bekerja sama dengan CV Masagenah, sebuah perusahaan ekspor hasil pertanian dan perkebunan dari Kalimantan Timur. Bendahara BUMDes Salo Palai, Sudirman, menjadi salah satu tokoh kunci dalam proses ekspor ini. CEO CV Masagenah, Widya Hana, juga berperan penting dalam membuka akses pasar luar negeri.
Proses ekspor dimulai sejak tahun 2020, ketika pengurus BUMDes pertama kali menjalin komunikasi dengan CV Masagenah. Sejak saat itu, kegiatan produksi dan ekspor dilakukan secara berkelanjutan.
“Produksi dilakukan di masing-masing desa di Kecamatan Muara Badak, sementara proses ekspor dilakukan melalui CV Masagenah yang berbasis di Kalimantan Timur. Negara tujuan ekspor pertama adalah Kanada, dengan pengiriman arang sebanyak 20 metrik ton dan lidi sebanyak 25 metrik ton” Jelas Sudirman, (05/10/2025).
Keberhasilan ekspor ini berawal dari inisiatif BUMDes untuk meningkatkan nilai ekonomis produk lokal. Dengan kemasan yang menarik dan kualitas yang terjaga, produk arang dan lidi mampu bersaing di pasar global. Kerja sama strategis dengan CV Masagenah menjadi kunci utama dalam membuka akses ekspor.
Setelah pertemuan awal dengan CV Masagenah, BUMDes mulai mengorganisasi SDM lokal untuk memproduksi lidi dan arang. Produksi dilakukan setiap hari, dan masyarakat desa mulai terlibat aktif. Setiap rumah produksi mampu menghasilkan 5–10 ton lidi per bulan, yang dijual ke BUMDes seharga Rp2.000/kg untuk lidi dan Rp2.500/kg untuk arang. BUMDes kemudian menjual ke CV Masagenah dengan harga Rp3.000/kg. Melalui perusahaan tersebut, produk diekspor ke luar negeri.
Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi desa-desa di Kutai Kartanegara. Harapannya, komoditas lain dari daerah ini juga bisa menyusul ke pasar internasional. [] ADVERTORIAL
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan