KUTAI KARTANEGARA – Desa Prangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mencatatkan prestasi membanggakan dalam pengelolaan Perusahaan Air Minum (PAM) melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Sejak dikelola secara mandiri pada tahun 2018, PAM Desa ini telah berkembang pesat dan kini menjadi sumber utama Pendapatan Asli Desa (PADes), dengan capaian hingga Rp106 juta.
BUMDes Prangat Selatan berhasil mengelola unit usaha PAM secara berkelanjutan dan profesional. Dengan hampir 500 pelanggan aktif, layanan air bersih desa ini telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dan sumber pendapatan yang signifikan bagi desa. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa desa mampu mandiri secara ekonomi melalui pengelolaan aset lokal.
Kepala Desa Prangat Selatan, Sarkono, menjadi tokoh sentral dalam pengembangan BUMDes. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan PAM dimulai sejak 2018 dengan jumlah pelanggan yang masih terbatas. Namun berkat kerja keras dan strategi perluasan jaringan pipanisasi, jumlah pelanggan kini mendekati 500, mencakup hampir seluruh warga di 16 RT.
Sarkono juga menyebutkan bahwa satu RT belum terjangkau layanan PAM karena kendala teknis aliran air. Meski demikian, pihaknya berkomitmen untuk terus memperluas cakupan layanan dan menjalin kerja sama dengan perusahaan sekitar, termasuk PT Pertamina International Shipping (PIS) Indonesia.
Pengelolaan PAM melalui BUMDes dilakukan sebagai solusi atas keterbatasan akses air bersih dan sebagai upaya meningkatkan kemandirian ekonomi desa. “Kami ingin desa ini punya sumber pendapatan sendiri, agar kegiatan yang tidak bisa dibiayai dari ADD atau DD tetap bisa berjalan,” ujar Sarkono, (13/11/2025).
PADes yang dihasilkan dari PAM digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan desa, termasuk bantuan RT, kegiatan sosial, dan operasional yang tidak tercakup dalam anggaran pemerintah.
BUMDes Prangat Selatan mengelola PAM dengan sistem sambungan pipanisasi yang terus diperluas setiap tahun. Proses pemasangan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan pertumbuhan pelanggan dan kebutuhan teknis. Selain itu, BUMDes juga aktif menjalin kemitraan dengan perusahaan sekitar untuk memperkuat kapasitas layanan dan pendanaan.
Dengan pengelolaan yang transparan dan partisipatif, BUMDes mampu menjaga kepercayaan masyarakat dan meningkatkan efisiensi operasional. PADes yang dihasilkan digunakan secara fleksibel untuk mendanai kegiatan desa yang tidak tercover oleh dana pemerintah.
Keberhasilan BUMDes Prangat Selatan dalam mengelola PAM menjadi inspirasi bagi desa lain di Kukar. Dengan semangat kemandirian dan inovasi, desa ini membuktikan bahwa ekonomi lokal bisa tumbuh dari pengelolaan kebutuhan dasar masyarakat. “Kami akan terus kembangkan usaha ini agar manfaatnya semakin luas,” tutup Sarkono. [] ADVERTORIAL
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan