KUTAI KARTANEGARA — Produksi telur di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dipastikan dalam kondisi surplus dan stabil. Pemerintah daerah menyebut situasi ini menjadi modal penting dalam mendukung pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Plus yang ditujukan bagi balita, lansia, dan kelompok rentan lainnya.
Ketersediaan telur sebagai sumber protein hewani dinilai sangat strategis bagi peningkatan kualitas gizi masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan visi pembangunan daerah melalui konsep Kukar Idaman Terbaik, yang menempatkan pemenuhan kebutuhan gizi sebagai salah satu prioritas.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Aji Gazali Rahman, memastikan bahwa produksi telur daerah tidak hanya mencukupi kebutuhan internal, tetapi juga mampu memasok berbagai wilayah di sekitar Kukar. Kondisi ini sekaligus menjadi pertanda bahwa Kukar memiliki kesiapan penuh dalam menunjang pelaksanaan MBG Plus.
“Untuk telur, kita sebenarnya tidak ada masalah. Produksi kita surplus. Bahkan Kukar ikut menyuplai kawasan sekitar seperti Samarinda, Balikpapan, hingga Berau,” ucap Gazali di Tenggarong, Selasa (25/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa keberhasilan ini ditopang oleh kontribusi signifikan dari perusahaan-perusahaan peternakan besar dan dukungan peternak rakyat. Kapasitas produksi yang tinggi membuat suplai telur di pasar tetap stabil, sekaligus memastikan tidak ada risiko kekurangan stok selama pelaksanaan MBG Plus berlangsung.
“Dalam satu perusahaan besar saja bisa mencapai sekitar 180 ribu butir per hari. Jika ditambah produksi masyarakat, jumlahnya tembus lebih dari satu juta butir. Ini sangat cukup untuk mendukung program seperti MBG Plus,” terangnya.
Produksi yang melimpah ini juga ditunjang oleh sistem distribusi yang terorganisasi dengan baik. Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi desa dalam pemasaran turut mempercepat penyebaran produk ke berbagai lokasi. Distribusi yang lancar menjadi hal krusial mengingat program MBG Plus memerlukan pasokan telur yang berkualitas dan tetap layak konsumsi ketika tiba di tangan penerima manfaat.
Program MBG Plus sendiri dirancang sebagai upaya konkret pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas gizi balita dan lansia melalui penyediaan makanan bergizi secara rutin. Telur dipilih sebagai salah satu item utama karena mengandung protein, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh kelompok rentan untuk mengurangi risiko stunting dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Dengan kondisi produksi yang melebihi kebutuhan, pemerintah daerah tidak perlu mengandalkan pasokan dari luar daerah. Bahkan, pemerintah optimistis dapat menyusun mekanisme pembelian langsung dari peternak lokal sehingga memberikan dampak ekonomi berlapis. Selain meningkatkan gizi masyarakat, program ini diharapkan mampu memperkuat perputaran ekonomi peternak lokal dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi berbasis desa.
Lebih jauh, Gazali menegaskan bahwa Distanak Kukar terus memastikan keberlanjutan produksi melalui pendampingan rutin kepada peternak. Pendampingan meliputi tata kelola kesehatan hewan, manajemen kandang, serta pemberian vaksin untuk mencegah berbagai penyakit unggas yang berpotensi mengganggu produksi.
“Selama produksi berjalan baik, kebutuhan telur untuk Kukar termasuk MBG Plus aman. Kita siap dan tidak ada masalah dari sisi ketersediaan,” tegasnya.
Dengan surplus yang konsisten, jaringan distribusi yang terbangun, dan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan daerah, Kukar kini berada pada posisi ideal untuk melaksanakan MBG Plus secara optimal. Program ini diharapkan tidak hanya menjaga kesehatan kelompok rentan, tetapi juga memperkuat perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan para peternak di seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. [] ADVRTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan