PARLEMENTARIA KALTIM – Wacana pencabutan pupuk bersubsidi mendapatkan reaksi penolakan dari berbagai kalangan, bukan saja dari para petani, namun juga dari kalangan wakil rakyat yang kerap mendapatkan keluhan dari petani kecil. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Samsun adalah yang turut tidak setuju atas rencana dicabutnya subsidi terhadap sejumlah jenis pupuk.
Menurut Muhammad Samsun, penghapusan pupuk subsidi bagi para petani, tentunya akan membuat petani harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar. Para petani juga tidak bisa bertahan hanya dengan menggunakan dua jenis pupuk yang rencananya disisakan masih bersubsidi, yakni Urea dan NPK.
“Saya menerima keluhan petani terkait pencabutan pupuk subsidi. Sejujurnya saya sangat tidak sependapat dengan pencabutan tersebut,” ungkap Muhammad Samsun yang juga mantan petani saat berbincang dengan para awak media di sela-sela kunjungannya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Jumat (20/01/2023). Ia mengaku mendapat banyak keluhan itu dari konstituennya yang dari kalangan petani di daerah pemilihannya di Kukar.
Menurut wakil rakyat yang biasa dipanggil Samsun, pupuk yang diberikan subsidi adalah yang diinginkan petani, karena petani yang paling memahami aplikasinya. Beberapa jenis pupuk subsidi tidak bisa dihapus begitu saja, terlebih masih dibutuhkan masyarakat. “Tidak boleh ada pengecualian, apabila hal tersebut menyangkut kebutuhan pangan masyarakat,” tegasnya.
Dengan hilangnya pupuk bersubsidi, secara jelas para petani akan memutar otak untuk mengolah lahan produksinya. Efeknya, dapat dirasakan dengan harga hasil pertanian di pasaran yang melonjak tinggi akibat biaya pembelian pupuk yang sudah tak bersubsidi lagi. “Harga produksi yang naik berkali lipat membuat Petani mengurangi dosis pupuk, sehingga membuat produktivitas menurun, dan kalau produktivitas menurun apa tidak repot kita mengalami sejumlah kelangkaan bahan pokok,” papar Samsun. []
Penulis: Fajar Hidayat | Penyunting: Hadi Purnomo