BALIKPAPAN – Proses pencarian korban hanyut di parit di Jalan Beller, Jumat (20/6), Danu Zulfikar (12) akhirnya membuahkan hasil. Selama 39 jam penyisiran saluran Sungai Ampal hingga ke laut itu akhirnya menemukan pelajar SMP 7 Balikpapan itu terbujur kaku di sungai di Jalan Jenderal Sudirman, Stal Kuda, Minggu (22/6).
Proses pencarian Danu dilakukan tim gabungan yang terdiri Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan Basarnas, Orari, Tagana, PMI, TNI, Polisi, dan Dishub Balikpapan.
“Korban ditemukan mengapung di sungai di Jalan Jenderal Sudirman belakang Hotel Zurich,” jelas Kepala Seksi Tanggap Darurat Evakuasi Korban dan Kebakaran, BPBD Balikpapan Suprayitno, kepada wartawan.
Ia mengatakan, korban ditemukan berawal dari salah seorang petugas evakuasi BPBD menyisir sungai di Stal Kuda dari darat sembari melihat ke pinggir sungai. Saat melintas di belakang Hotel Zurich, anggota BPBD ini melihat benda asing mengapung tersangkut di antara tumpukan rumput di sungai tersebut.
Melihat benda mencurigakan tersebut dirinya lantas memotretnya dengan telepon genggam yang dimiliki dan langsung melaporkan ke posko BPBD di Jembatan Stal Kuda.
“Melihat gambar dari kamera handphone dan laporan tersebut, semua tim pencari langsung mengarah ke lokasi benda asing itu,” bebernya.
Benar saja, setelah sampai di lokasi temuan, ternyata benda asing tersebut merupakan tubuh korban yang sudah membengkak serta berlumut hijau, karena berada di sungai yang warnanya kuning lebih dari 24 jam.
“Saat itu sekira pukul 07.30 Wita, tim langsung mengevakuasi dan menghubungi keluarga korban. Kemudian membawa ke RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD),” jelasnya.
Sesampai di RSKD, kata dia, korban yang mengenakan kostum klub sepak bola Barcelona itu dilakukan visum luar oleh pihak rumah sakit untuk melihat luka yang dialami Danu sesuai arahan BPBD. “Ini (visum) sesuai dengan permintaan keluarga korban. Keluarga tidak ingin tubuh anak mereka diapa-apakan,” jelasnya.
Setelah itu langsung di bawa ke rumah duka di Jalan Beller untuk dilakukan penghormatan terakhir sebelum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bukit Damai Sentosa.
Sementara itu, di rumah duka, semua kerabat, teman, dan guru korban. Semasa hidup, Danu dikenal baik dan periang, bahkan Rahmat salah seorang temannya di SMP 7 tidak menyangka hal ini dapat menimpa Danu.
“Sedih sekali melihat dia (Danu) sudah tidak bisa bermain bersama kami lagi. Sifatnya yang suka tertawa dan bercanda serta suara tawanya akan selalu kami ingat. Terlebih sifat kekanak-kanakannya saat tahu dirinya berhasil naik ke kelas 2 SMP,” ingatnya sambil menangis.[] RedHP/KP