PARLEMENTARIA SAMARINDA – KETUA Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Sri Puji Astuti mengungkapkan keprihatinannya terhadap masifnya penyebaran judi online di kalangan anak-anak.
Menurutnya, fenomena ini semakin sulit dibendung karena akses mudah melalui gadget yang tidak selalu terpantau oleh orang tua. Walaupun Kepolisian Resor Kota (Polresta) Samarinda telah berupaya menutup situs judi online, Sri Puji mencatat bahwa masalah ini terus muncul dengan cara yang kreatif.
“Ya kita menekankan pentingnya peran negara dalam menangani permasalahan ini dengan pendekatan yang lebih efektif,” kata Sri Puji Astuti saat disambangi beritaborneo.com di ruang kerjanya, Kantor DPRD Kota Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Kamis (18/01/2024).
Politisi Partai Demokrat ini juga menyoroti kenyataan bahwa sebagian besar anak-anak ini tidak mendapatkan pengawasan dari orang tua saat menggunakan gadget. Waktu luang mereka sering kali dimanfaatkan untuk aktivitas yang tidak produktif, seperti mengakses judi online.
“Kenapa bisa anak-anak ini terlibat? Karena mereka tidak terpantau oleh orang tuanya. Waktu senggangnya sering digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif,” ungkapnya prihatin.
Ketua Komisi IV ini memandang bahwa orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan pencegahan agar anak-anak terhindar dari praktik judi online. Pendidikan tentang perkembangan anak di era digital dianggap sebagai langkah antisipatif yang perlu diterapkan.
Sri Puji juga menyoroti potensi penggunaan uang jajan anak untuk bermain judi online. Sejumlah situs judi online memungkinkan akses dengan nominal yang kecil, dan ia menyampaikan peringatan kepada orang tua agar lebih peka terhadap perubahan perilaku anak-anak mereka.
“Jangan anggap anak-anak sepele, perhatikan aktivitas mereka di kamar. Lihat apakah ada barang-barang yang hilang di rumah,” pesannya.
Dalam upayanya mengatasi masalah judi online yang merasuki anak-anak, Sri Puji Astuti menekankan perlunya keterlibatan sejumlah pihak, termasuk negara, orang tua, dan dunia pendidikan.
“Sinergi ini diharapkan dapat menjaga generasi muda dari dampak negatif perjudian online dan membangun lingkungan yang lebih aman dan sehat,” pungkasnya. []
ADV/Redaksi 02