Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan
SAMARINDA – BAGI Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim), tahun 2024 merupakan tahun pertama penyaluran dana dari program Forest Carbon Partnership Facility – Carbon Fund (FCPF – CF). Secara nasional keberhasilan program perdagangan karbon tersebut menjadi yang pertama di Indonesia.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim Sri Wahyuni sangat berharap seluruh tahapan penyaluran dana karbon hingga ke tingkat tapak ini berhasil dan menjadi contoh bagi provinsi lain.
“Saya mohon proses ini dapat terus dikawal. Sebab daerah lain saat ini juga sedang menunggu praktik baik dari Kaltim hingga ke tingkat tapak,” kata Sekda Kaltim saat mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim membuka Kick Off Meeting dan Sosialisasi Program Penyaluran Dana FCPF – CF di Ballroom Hotel Mercure, Samarinda, Kamis (28/3/2024).
Untuk termin pertama Bank Dunia sudah melakukan pembayaran sebesar USD 20,9 juta atau setara Rp 313 miliar. Dana tersebut dikoordinasikan melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Sementara Pemprov Kaltim sendiri mendapat alokasi sebesar Rp 69 miliar.
“Dari Rp 300 miliar, yang masuk APBD Provinsi sebesar Rp 69 miliar. Selebihnya itu ke kabupaten dan kota. Karena kami ini yurisdiksi, maka pemprov tidak sendirian. Ada kabupaten dan kota,” jelasnya.
Dia juga mengakui, implementasi penyaluran program hingga tingkat tapak tidak akan mudah, sebab ini adalah program pertama dan baru. Tapi Sri Wahyuni yakin dengan semangat dan kolaborasi yang baik semua kesulitan tentunya akan bisa diselesaikan dengan baik.
Sri mengungkapkan, sebagai tindak lanjut April mendatang akan segera dilakukan pelatihan bagi para calon pendamping yang akan turun ke kabupaten kota juga ke desa-desa. Dia juga berharap seluruh mitra yang terlibat sejak proses awal program ini terus dilibatkan. []
Penulis: Himawan Yokominarno | Penyunting: Agus P Sarjono
