PARLEMENTARIA SAMARINDA – SEORANG remaja perempuan berinisial IN (15) yang masih duduk dibangku Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) di Kota Samarinda menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh pamannya sendiri sejak tahun 2020 lalu.
Dalam pandangan Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Deni Hakim Anwar, kasus tersebut sudah di luar nalar sebagai manusia. Karena menurutnya, kerabat dalam hubungan keluarga seharusnya selalu melindungi dan saling membantu.
“Kasus ini kami bilang sudah di luar nalar sebagai manusia. Yang seharusnya menjadi pelindung, malah menjadi penjahat di dalam keluarganya,” ujarnya kepada awak media di Kantor DPRD Samarinda, Senin (24/06/2024).
Dia lalu menekannya pentingnya menanamkan ilmu agama sebagai dasar menilai, mana yang baik dan mana yang jelek. “Kesadaran itu akan ada bila seseorang dibekali pengetahuan tentang agama,” ucapnya.
Menurut Deni, ilmu pengetahuan agama harus ditanamkan sejak usia dini, sehingga kelak dapat menjadi manusia yang memiliki ahlak dan akan selalu berbuat baik untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya.
“Kembali pada pencegahannya seperti apa. Artinya bukan tindakan setelahnya, tetapi pencegahannya bahwa pentingnya meningkatkan spiritual untuk membentengi diri anak kita,” tutur politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Deni berharap, para orang tua, pihak sekolah, dan pemerintah dapat melaksanakan perannya masing-masing sehingga terjalin kerja sama untuk menciptakan generasi penerus yang memiliki ahlak dan generasi yang sehat.
“Kami harapkan orang tua betul-betul menjaga anaknya. Kemudian di sekolah selalu diberikan edukasi bahayanya seks bebas. Sementara pemerintah mengawasi tempat yang memicu akan terjadinya hal yang tidak diinginkan,” tutup wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Samarinda Ili, Sambutan dan Samarinda Kota ini. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono