SAMARINDA – DINAS Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menghimbau setiap kabupaten dan kota di Kaltim untuk mengadakan kejuaraan olahraga secara rutin. Hal itu bertujuan agar menjadi wadah latihan dan evaluasi bagi para atlet, sekaligus menjaring bibit unggul calon atlet masa depan.
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga (PPO) Dispora Kaltim Rasman Rading ditemui beritaborneo.com usai membuka Kejuaran Bola Basket Piala Gubernur Kaltim di Gedung Serba Guna, Komplek Gelora Kadrie Oening, Sempaja, Samarinda, Kamis (26/09/2024), menekankan pentingnya kompetisi lokal sebagai sarana untuk mengasah keterampilan dan mental bertanding atlet.
“Ini harus diterapkan secara masif ya, dan kami harap kabupaten/kota tidak hanya mengandalkan pemerintah provinsi saja, namun ini juga berkenaan dengan peran tiap kabupaten/kota untuk menjaring atlet di daerah mereka,” jelas Rasman.
Kata dia, kejuaraan di tingkat daerah tidak hanya meningkatkan pengalaman bertanding, tetapi juga memberikan kesempatan bagi atlet untuk menunjukkan potensi mereka dari jenjang yang lebih dasar untuk menuju ke jenjang lebih tinggi di nasional maupun internasional.
Dengan adanya kejuaraan ini, diharapkan dapat tercipta ekosistem olahraga yang lebih baik, di mana bakat-bakat muda dapat teridentifikasi dan dibina dengan baik. Dispora Kaltim juga akan memberikan dukungan penuh kepada kabupaten dan kota dalam penyelenggaraan event-event tersebut.
“Setiap daerah punya tanggung jawab moral, pembinaan dan mengidentifikasi cabang olahraga unggulan mereka di tiap kabupaten/kota,” tambahnya.
Rasman melanjutkan bahwa pembinaan berupa kejuaraan dari setiap kabupaten/kota ini bisa dikembangkan melalui pengikutsertaan para atlet dari luar Kaltim sehingga pertandingan akan terasa lebih ketat dan para atlet Kaltim bisa mengenali kemampuan dari atlet luar daerah sebagai bahan pelajaran.
Dengan langkah ini, Kaltim diharapkan dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi yang dapat membawa nama baik daerah di tingkat nasional dan internasional melalui pembinaan atlet usia dini, didapatlah talent itu, kemudian penyesuaian bakat ditambah dengan sentuhan sport science dan sport intellegence. []
Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus