KUTAI KARTANEGARA – DESA Bangun Rejo di Kecamatan Tenggarong Seberang mulai menunjukkan potensi besar sebagai pionir pertanian modern di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar). Dengan dukungan teknologi dan pendekatan manajemen baru, desa ini berhasil membentuk kelompok tani yang menjadi inspirasi bagi desa-desa lain.
Camat Tenggarong Seberang Tego Yuwono mengatakan, Bangun Rejo sebagai contoh sukses bagaimana pertanian bisa berkembang dengan inovasi, berkat menjalin komunikasi intensif dengan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar untuk mengadopsi mekanisasi dan praktik pertanian modern.
“Kelompok tani di Bangun Rejo membuktikan bahwa pertanian bisa maju dengan manajemen yang baik dan penggunaan teknologi. Ini yang ingin kita dorong di desa lain,” ucapnya kepada beritaborneo.com melalui sambungan telpon, Minggu (01/12/2024).
Ia menambahkan, regenerasi petani di Bangun Rejo menjadi kunci keberhasilan. Pemuda di desa tersebut mulai tertarik terjun ke sektor pertanian setelah melihat hasil nyata dari pendekatan modern.
Namun, Tego menekankan bahwa keberhasilan Bangun Rejo tidak terlepas dari perubahan pola pikir masyarakatnya. Dengan semangat kolaborasi, desa ini mampu mematahkan stigma lama bahwa pertanian adalah pekerjaan kurang menjanjikan.
“Di Bangun Rejo, pemuda mulai memahami bahwa pertanian modern adalah peluang karier yang bisa diandalkan. Mereka melihat langsung bagaimana teknologi meningkatkan produktivitas dan pendapatan,” jelasnya.
Sebagai langkah selanjutnya, Tego berencana menjadikan Bangun Rejo sebagai pusat pelatihan bagi desa-desa lain di Tenggarong Seberang. Dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik, ia berharap seluruh kecamatan dapat mengikuti jejak Bangun Rejo dalam menciptakan pertanian modern yang berkelanjutan.
“Kita ingin Bangun Rejo menjadi model. Jika satu desa bisa maju, kenapa yang lain tidak,” imbuhnya.
Melalui dukungan pemerintah dan semangat inovasi, Bangun Rejo kini tidak hanya menjadi kebanggaan Kecamatan Tenggarong Seberang, tetapi juga contoh nyata bahwa pertanian modern adalah masa depan. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono