Akademisi Minta Analisis SWOT Renstra Disbun Diperkuat

KUTAI KARTANEGARA – Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) didorong untuk memperkuat analisis SWOT dalam penyusunan Rancangan Akhir Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2025–2029. Dorongan tersebut disampaikan Akademisi Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), Sundari, yang menilai bahwa sejumlah komponen SWOT dalam dokumen terbaru belum tersusun setegas dan sedetail Renstra sebelumnya.

Menurut Sundari, analisis SWOT memiliki peran penting karena menjadi pijakan utama dalam menentukan arah kebijakan, prioritas program, hingga rencana aksi jangka menengah. Tanpa analisis yang kuat dan berbasis data, ia khawatir Renstra tidak mampu menggambarkan kondisi faktual di lapangan maupun kebutuhan strategis subsektor perkebunan Kukar.

Ia menilai bahwa beberapa perubahan dalam Renstra baru belum didukung penjelasan yang memadai, terutama terkait aspek sarana dan prasarana (sarpras) serta penurunan produktivitas di sejumlah wilayah. Untuk itu, ia meminta agar seluruh komponen SWOT baik kekuatan, kelemahan, peluang, maupun ancaman—dilengkapi data dan penjelasan teknis yang akurat.

“Kalau kita melihat Renstra sebelumnya, analisis SWOT-nya tertata. Ada kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang jelas. Tapi di Renstra yang sekarang, beberapa poin tidak lagi tergambar seperti sebelumnya,” katanya dalam rapat di Ruang Rapat Kepala Dinas Disbun Kukar, Rabu (17/09/2025).

Ia juga menyoroti perubahan penilaian sarpras dalam Renstra terbaru. Pada dokumen sebelumnya, sarpras dinilai sebagai kekuatan. Namun kini, komponen tersebut tidak lagi masuk kategori yang sama. Menurutnya, perubahan itu harus disertai alasan dan data pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan. “Kalau sarpras sekarang dianggap tidak lagi memadai, apa sebabnya? Ini harus dijelaskan. Jangan sampai terlihat seperti perubahan tanpa dasar,” tegasnya.

Lebih lanjut, Sundari menyoroti penurunan produktivitas sawit yang hanya terjadi di empat kecamatan. Ia menilai bahwa faktor penyebab tidak bisa dijelaskan hanya melalui alasan umum seperti kondisi lahan atau iklim. “Kalau penurunannya hanya terjadi di empat kecamatan, berarti ada penyebab khusus di sana. Ini perlu diperjelas supaya analisis SWOT-nya kuat dan tepat sasaran,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa data kelembagaan seperti kelompok tani atau kelompok kebun harus dimasukkan dalam komponen kelembagaan, karena berpengaruh terhadap perencanaan target peningkatan level kelembagaan pekebun.

Menanggapi masukan tersebut, Sekretaris Disbun Kukar, M. Taufik Rahmani, menyampaikan apresiasi dan menegaskan bahwa penguatan analisis SWOT akan menjadi bagian dari proses penyempurnaan Renstra. Taufik menekankan bahwa dokumen masih berada pada tahap pembahasan sehingga masih terbuka ruang untuk revisi dan pendalaman. “Masukan Bu Sundari sangat berarti bagi kami. Analisis SWOT memang harus kuat karena menjadi dasar arah kebijakan. Ini pasti akan kami dalami kembali,” ujarnya.

Disbun Kukar juga memastikan akan meninjau kembali data sarpras, kondisi produktivitas per kecamatan, serta aspek kelembagaan untuk memastikan seluruh komponen SWOT memiliki landasan data yang konsisten dan terukur. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com