WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menggelar latihan militer besar-besaran dengan melibatkan 24 jet tempur siluman F-22 Raptor dan enam jet latih T-38 Talon.
Manuver yang dikenal dengan sebutan Elephant Walk ini dilaksanakan pada 31 Januari 2025 di Pangkalan Angkatan Udara Langley, Virginia, sebagai bagian dari upaya menunjukkan kesiapan tempur AS, yang tengah menghadapi ketegangan dengan Rusia dan China.
Latihan ini dipimpin oleh Sayap Tempur ke-1 (1st FW) Angkatan Udara AS (USAF) dan dirancang untuk menguji kemampuan mobilisasi armada secara cepat serta mensimulasikan skenario pertempuran yang realistis.
Dalam manuver ini, pesawat-pesawat yang berpartisipasi meluncur dalam formasi rapat sepanjang landasan pacu, yang merupakan ciri khas dari latihan Elephant Walk.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk memastikan bahwa pilot dan kru darat terlatih dalam meluncurkan sejumlah besar pesawat dalam waktu yang sangat terbatas, sekaligus menunjukkan kapasitas unit dalam proyeksi kekuatan militer.
USAF menggambarkan bahwa latihan ini menegaskan kesiapan armada dalam melaksanakan misi besar di seluruh dunia.
Beberapa foto yang dirilis menunjukkan F-22 Raptor beraksi dalam latihan ini, termasuk rekaman dari udara yang diambil dengan menggunakan helikopter CH-47 Chinook.
Foto-foto tersebut menunjukkan tingkat koordinasi tinggi yang diperlukan dalam manuver seperti ini, memperlihatkan kemampuan Sayap Tempur ke-1 dalam mengoperasikan pesawat secara efisien.
Sayap Tempur ke-1 adalah salah satu unit paling penting dalam Angkatan Udara AS, yang mengoperasikan F-22 Raptor, pesawat tempur generasi kelima terbaik di dunia. Unit ini juga bertanggung jawab untuk mengoperasikan T-38 Talon, pesawat latih bermesin ganda yang digunakan untuk melatih pilot-pilot Raptor.
Selain itu, sayap ini merupakan markas besar bagi Unit Pelatihan Formal F-22, yang memiliki tugas untuk melatih dan mengembangkan pilot pesawat tempur elite.
Latihan Elephant Walk ini memiliki signifikansi strategis yang tinggi, mengingat bahwa manuver serupa pertama kali dilaksanakan pada 2019 di Pangkalan Angkatan Udara Langley, dan kemudian diikuti oleh latihan serupa pada 2020 dengan 26 F-22 Raptor di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Alaska.
Elephant Walk sering dipandang sebagai uji operasional sekaligus cara AS memperlihatkan kekuatan serta kesiapan militernya kepada sekutu dan musuh.
Secara historis, istilah Elephant Walk merujuk pada formasi pesawat-pesawat pengebom Sekutu yang bersiap untuk misi besar pada masa Perang Dunia II. Para penerbang saat itu akan meluncurkan pesawat dalam formasi rapat, yang terlihat serupa dengan kawanan gajah yang bergerak menuju sumber air.
Meski dalam dunia modern, manuver ini digunakan untuk menunjukkan kesiapan operasional, formasi besar seperti ini tetap memiliki kekurangan.
Menghimpun banyak pesawat di satu tempat berisiko menjadi sasaran empuk serangan musuh, apalagi dengan teknologi rudal presisi yang semakin berkembang.
Walaupun demikian, Elephant Walk yang melibatkan F-22 Raptor menunjukkan komitmen USAF untuk mempertahankan superioritas udara di wilayah Indo-Pasifik. F-22 sendiri secara rutin dikerahkan ke Pangkalan Udara Kadena di Jepang, yang terletak dekat dengan Taiwan.
Ke depannya, pesawat-pesawat F-22 ini akan segera dipensiunkan setelah USAF beralih ke pesawat tempur Next-Generation Air Dominance (NGAD).
Meski begitu, latihan ini masih berfungsi sebagai alat untuk memperlihatkan kekuatan serta keterampilan koordinasi dalam armada tempur udara yang dimiliki AS. []
Redaksi03