WASHINGTON DC – Banjir bandang yang dipicu hujan deras melanda wilayah sepanjang Sungai Guadalupe di Texas, Amerika Serikat, pada Jumat (4/7), menyebabkan setidaknya 32 orang meninggal dunia. Di antara korban jiwa tersebut, terdapat 14 anak-anak. Peristiwa tragis ini menimbulkan duka mendalam dan keprihatinan dari berbagai pihak, terutama karena sebagian besar korban berada di kawasan perkemahan musim panas.
Menurut laporan dari Reuters, jumlah korban jiwa kemungkinan masih akan bertambah, mengingat pihak berwenang mencatat ada sekitar 23 hingga 25 orang yang dilaporkan hilang. Mereka terakhir terlihat di sebuah perkemahan musim panas yang dikhususkan bagi perempuan Kristen, yang terletak di tepi Sungai Guadalupe dan menjadi lokasi terparah terdampak hujan deras. Kejadian ini terjadi secara tiba-tiba, saat wilayah tersebut dilanda badai hebat yang membawa curah hujan hampir 40 sentimeter dalam waktu singkat.
Pejabat lokal menyatakan bahwa hujan ekstrem yang melampaui kapasitas sungai telah memicu arus banjir bandang yang sangat deras, menyapu sebagian besar fasilitas perkemahan dan wilayah sekitarnya. Para penyintas menggambarkan situasi mencekam ketika air datang tanpa peringatan dan menggulung segala yang ada di jalurnya. “Lebih dari 850 orang berhasil diselamatkan,” kata seorang pejabat setempat, seraya menyebut bahwa sebagian dari mereka bertahan hidup dengan cara berpegangan pada batang pohon saat air meluap.
Tim penyelamat bekerja tanpa henti sejak Jumat pagi untuk mengevakuasi para korban yang terjebak di berbagai titik. Helikopter, perahu penyelamat, serta tim darurat dari berbagai distrik diterjunkan guna menjangkau lokasi-lokasi yang sulit diakses. Upaya pencarian terhadap korban hilang masih terus dilakukan hingga Sabtu pagi waktu setempat.
Banjir bandang di Sungai Guadalupe menjadi salah satu bencana hidrometeorologi terbesar yang terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Lokasinya yang berada sekitar 137 kilometer barat laut San Antonio membuat sejumlah komunitas di kawasan perbukitan juga turut terdampak. Hingga kini, pemerintah setempat belum merilis daftar resmi nama-nama korban meninggal maupun yang belum ditemukan, seraya menunggu konfirmasi dari keluarga dan hasil pencocokan identitas.
Kondisi ini memunculkan peringatan keras terhadap kesiapsiagaan bencana di kawasan perkemahan dan area rawan banjir, khususnya di musim panas yang kerap disertai cuaca ekstrem.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan