TANA TIDUNG – Penemuan uang palsu pecahan Rp 100 ribu di Pasar Imbayud Taka, Tideng Pale, Kabupaten Tana Tidung, semakin menambah kecemasan para pedagang. Sebelumnya, Haji Jahidah melaporkan bahwa ia menerima uang yang mencurigakan saat melakukan transaksi pelunasan utang. Kini, terungkap bahwa uang palsu tersebut berasal dari pedagang lain, yakni Nur Jannah.
Nur Jannah mengungkapkan bahwa ia awalnya menerima uang palsu tersebut sebelum memberikannya kepada adiknya untuk membayar utang kepada Haji Jahidah.
“Uang itu kami terima dari hasil arisan, jadi kami tidak tahu dari mana asalnya,” ujar Nur Jannah pada Sabtu (03/05/2025).
Dia menjelaskan bahwa uang yang diterimanya merupakan campuran hasil arisan dan transaksi jual beli. Ia tidak menyadari bahwa terdapat lembaran uang palsu di antara uang yang diterimanya tersebut.
“Saya yang pertama kali mendapatkan uang palsu itu. Kami kan dapat uang arisan dan juga dari orang belanja, jadi saya serahkan ke adik saya untuk bayar utang sama Haji Jahidah. Haji Jahidah yang pertama kali tahu kalau itu uang palsu, lalu dia bawa uang itu dan menunjukkan bahwa itu uang palsu,” tambahnya.
Karena tidak mengetahui siapa yang menyerahkan uang palsu tersebut, Nur Jannah kesulitan untuk melacak asal usul uang tersebut.
“Karena kami tidak tahu siapa yang memberi kami uang itu, kemungkinan berasal dari hasil jualan, tapi kami tidak tahu siapa yang membayar menggunakan uang itu,” tuturnya.
Saat ini, uang palsu tersebut masih disimpan oleh adiknya. Meskipun sempat ada yang ingin menukarkan uang tersebut, adiknya menolak karena khawatir uang palsu itu akan beredar lebih luas.
“Ada yang ingin menukarnya, tapi dia takut nanti uang palsu itu disebarkan lagi,” jelasnya.
Nur Jannah berharap ada edukasi dari pihak berwenang agar pedagang dapat membedakan uang palsu dengan uang asli.
“Saya berharap ada pelatihan atau edukasi untuk kami agar bisa membedakan uang palsu supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Ini sangat meresahkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Haji Jahidah mengungkapkan bahwa ia mengetahui uang tersebut palsu karena memiliki tekstur dan warna yang berbeda dari uang asli. Para pedagang di Pasar Imbayud berharap agar pihak berwenang segera mengambil langkah nyata untuk mencegah terjadinya hal serupa yang dapat merugikan usaha kecil.[]
Redaksi12