Biarawan Pria Gay Diperbolehkan di Gereja Italia, Tapi Ada Syaratnya

ITALIA – Pedoman baru yang diterbitkan oleh Konferensi Uskup Italia dan disetujui oleh Vatikan pada Kamis (09/01/2025) menetapkan bahwa pria homoseksual boleh mengikuti pelatihan untuk menjadi biarawan Katolik di Italia.

Namun, mereka harus mematuhi syarat tertentu, yakni tidak mendukung atau mempraktikkan budaya gay. Pedoman setebal 68 halaman tersebut secara khusus mengatur mengenai “individu dengan kecenderungan homoseksual yang memasuki seminari” atau yang mungkin menghadapi situasi serupa selama pelatihan mereka.

Dalam dokumen tersebut, gereja menegaskan pentingnya praktik selibat dan kemampuan untuk menerima kesucian dalam kehidupan selibat. Para calon biarawan yang memiliki kecenderungan homoseksual tetap diperbolehkan mengikuti seminari atau sekolah teologi yang melatih biarawan, asalkan mereka tidak menunjukkan atau memamerkan homoseksualitas mereka secara terbuka.

Dengan kata lain, meskipun gereja mengakui eksistensi orientasi seksual tersebut, mereka tidak menerima individu yang mendukung apa yang disebut dengan “budaya gay.”

“Dalam hal ini, gereja sangat menghormati individu-individu tersebut, namun tidak dapat menerima mereka yang mempraktikkan homoseksualitas atau mendukung budaya gay ke dalam seminari dan Ordo Suci,” demikian pernyataan dalam pedoman tersebut.

Pedoman ini juga menegaskan bahwa gereja harus mempertimbangkan kecenderungan homoseksual calon biarawan dengan memahami konteks keseluruhan kepribadian mereka, agar tercapai keharmonisan dalam kehidupan mereka.

Keputusan ini merupakan langkah yang lebih inklusif, meskipun masih dalam batasan yang ketat, bagi individu dengan orientasi seksual tertentu yang ingin mengabdikan diri dalam kehidupan biarawan.

Paus Fransiskus, yang telah mendukung inklusivitas terhadap umat Katolik LGBTQ+, sebelumnya mengatakan bahwa jika seseorang gay mencari Tuhan dan memiliki niat baik, maka gereja tidak seharusnya menghakimi mereka.

Namun, pada Juni 2024, Paus Fransiskus sempat menuai kontroversi setelah menggunakan bahasa vulgar terkait kaum gay dalam sebuah pertemuan tertutup dengan para uskup Italia. Meski demikian, banyak pengamat menilai pedoman baru ini sebagai “langkah maju” yang memberikan kejelasan mengenai penerimaan individu gay dalam seminari.

Sementara itu, beberapa pihak mendukung pedoman ini, seperti Francis DeBernardo, kepala New Ways Ministry, yang menyebut kebijakan ini sebagai “langkah maju yang besar”. Ia menganggap pedoman ini mengklarifikasi ketidakjelasan sebelumnya mengenai penerimaan kandidat seminari gay yang sering dianggap dengan curiga.

James Martin, seorang biarawan Yesuit asal Amerika Serikat, juga menilai bahwa dokumen ini menyatakan bahwa penilaian terhadap siapa yang memenuhi syarat untuk bergabung dengan seminari tidak lagi semata-mata berdasarkan orientasi seksual, melainkan berdasarkan kemampuan mereka untuk hidup secara sehat dan selibat.

Paus Fransiskus terus berupaya membuat gereja lebih inklusif, meskipun doktrin gereja Katolik masih mempertahankan pandangan bahwa tindakan homoseksual bertentangan dengan ajaran gereja. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X