Ciri Karat Daun Sering Diabaikan, Disbun Kukar Tegaskan Bahayanya

KUTAI KARTANEGARA – Serangan Penyakit Karat Daun yang disebabkan oleh alga Cephaleuros virescens kini menjadi ancaman nyata bagi tanaman kelapa sawit, terutama di wilayah dengan curah hujan dan kelembapan tinggi. Menyikapi hal ini, Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menekankan pentingnya pemahaman gejala awal dan potensi kerusakan yang dapat ditimbulkan penyakit tersebut.

Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kukar, Rudiyanto Hamli, menjelaskan bahwa gejala serangan Karat Daun sering kali tidak disadari petani pada tahap awal, padahal dampaknya sangat serius jika tidak segera ditangani.

“Bercak merah atau jingga pada permukaan daun bukan sekadar perubahan warna biasa. Itu indikasi awal serangan Karat Daun. Jika dibiarkan, akan mengganggu proses fotosintesis, dan pada akhirnya merusak produktivitas tanaman,” ucap Rudiyanto, Selasa (22/07/2025).

Penyakit Karat Daun menyerang permukaan atas daun kelapa sawit dan sering menyebar perlahan namun konsisten. Beberapa gejala khas yang harus diwaspadai antara lain: bercak kemerahan atau kekuningan di bagian atas daun, tekstur daun menjadi kasar, daun mengering di bagian tepi, perubahan warna daun secara menyeluruh, hilangnya kemampuan fotosintesis, serta penyebaran bercak ke daun lain, terutama di kondisi lembap.

“Kalau petani tidak cepat tanggap terhadap gejala ini, tanaman bisa melemah total. Bukan hanya daun yang rusak, tapi juga produksi tandan buah segar bisa anjlok,” tegas Rudiyanto.

Menurut hasil pengamatan dan data lapangan, Karat Daun tidak hanya menurunkan kualitas daun, tetapi juga berdampak langsung pada penurunan produksi kelapa sawit. Kerusakan permukaan daun membuat tanaman tidak mampu menyerap cahaya matahari secara optimal, sehingga energi untuk pembentukan buah berkurang. Akibatnya, ukuran tandan kecil, kandungan minyak menurun, dan dalam kasus serangan berkelanjutan, risiko kematian tanaman meningkat.

Rudiyanto menekankan bahwa edukasi kepada petani sangat penting agar mereka tidak menganggap sepele gejala awal penyakit ini. “Kami ingin petani peka terhadap perubahan visual pada daun sawit. Deteksi dini menjadi kunci agar penyakit tidak berkembang menjadi wabah besar,” tutupnya.

Melalui edukasi berkelanjutan dan pembinaan langsung di lapangan, Disbun Kukar terus mendorong peningkatan kapasitas petani untuk mengenali dan menghadapi ancaman penyakit seperti Karat Daun secara mandiri dan tepat waktu. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com