SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) memproyeksikan terjadinya deflasi secara bulanan (month to month/mtm) pada Mei 2025. Prediksi ini disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kaltim, Ujang Rachmad, dalam briefing rutin yang dipimpin Wakil Gubernur Kaltim, H. Seno Aji, bertempat di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Senin (02/05/2025).
“Perkiraan kami, inflasi akan melambat dan berpotensi mengalami deflasi secara mtm pada Mei 2025, yakni berada di kisaran minus 0,06 persen hingga minus 0,08 persen. Ini karena menurunnya harga sejumlah komoditas pangan strategis serta normalisasi pasokan pasca-Hari Raya Idulfitri,” ujar Ujang.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim) sebelumnya telah merilis data inflasi April 2025 yang mencatat inflasi tahunan (year to year/yoy) sebesar 1,57 persen, dengan inflasi bulanan (month to month/mtm) tercatat sebesar 0,90 persen.
“Secara umum, angka inflasi April masih terkendali, meskipun ada tekanan dari sektor transportasi dan bahan makanan menjelang Idulfitri,” ujar perwakilan BPS Kaltim dalam laporan resminya.
Ujang menjelaskan bahwa beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dan menjadi penyumbang utama prediksi deflasi Mei antara lain:
- Cabai merah dan cabai rawit: harga turun karena peningkatan produksi lokal.
- Telur ayam ras dan daging ayam: pasokan melimpah dari peternak.
- Bawang merah: harga mulai turun setelah sempat naik jelang lebaran.
- Tarif angkutan udara: menurun pasca puncak arus mudik dan balik.
“Ini adalah gejala musiman yang wajar dan cenderung positif karena mengindikasikan stabilitas harga pasca tingginya tekanan inflasi selama Ramadan,” tambahnya.
Wakil Gubernur Kaltim H. Seno Aji dalam arahannya meminta seluruh perangkat daerah yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk tetap siaga dan memastikan distribusi barang pokok tetap lancar menjelang peringatan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha 1446 Hijriah/2025 serta menghadapi tahun ajaran baru.
Ditambahkan, untuk periode ini, inflasi diprediksi akan terjadi di Kota Samarinda, sementara tiga kota lainnya, yakni Balikpapan, Penajam dan Berau akan mengalami deflasi. “Stabilitas harga adalah prioritas kita. TPID harus terus aktif memantau pergerakan harga dan stok agar tidak terjadi gejolak yang merugikan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, dari informasi yang berhasil dihimpun diketahui bahwa, dalam beberapa hari ke depan, stok bahan-bahan pokok masih akan bertambah seiring masuknya pasokan dari beberapa daerah. [] (ADV/HIM/RAS/DISKOMINFO.KALTIM)