BANJARMASIN – Nama Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, menjadi sorotan publik setelah diduga merayakan ulang tahun secara mewah. Tak hanya Kapolda, anaknya, Ghazyendha Aditya Pratama, turut menjadi pusat perhatian karena unggahannya di media sosial yang memperlihatkan gaya hidup mewah, mulai dari naik jet pribadi hingga menghabiskan uang hingga miliaran.
Netizen yang penasaran dengan gaya hidup Ghazyendha mulai melakukan penelusuran. Diketahui bahwa Ghazyendha menjabat sebagai Direktur Utama di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan batu bara di Kabupaten Kotabaru, Kalsel. Kotabaru sendiri bukanlah daerah yang asing bagi Ghazyendha, mengingat ayahnya sebelumnya pernah menjabat sebagai Kapolres di daerah tersebut.
Terkait dengan perayaan ulang tahun Kapolda, Polda Kalsel sempat memberikan klarifikasi melalui Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas), Kombes Adam Erwindi. Ia membantah bahwa acara ulang tahun tersebut digelar secara mewah. Menurut Adam, perayaan tersebut justru berlangsung sederhana dengan menghadirkan anak yatim, alim ulama, dan tokoh masyarakat. Acara yang digelar pada Rabu (26/02/2025) itu juga diwarnai dengan syukuran dan doa bersama menjelang bulan suci Ramadan.
“Saya ingin menegaskan bahwa acara ulang tahun Kapolda Kalsel dilaksanakan dengan penuh kesederhanaan dan diisi dengan kegiatan sosial seperti memberikan tali asih kepada anak-anak yatim,” ujar Adam, dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com pada Jumat (28/02/2025).
Selain itu, di acara yang sama, Kapolda menerima hadiah berupa foto ulama besar Kalsel, Syech Muhammad Arsyad Al Banjari, sebagai bentuk penghargaan dari tokoh agama yang hadir.
Namun, meskipun penjelasan Polda Kalsel telah disampaikan, publik tetap mencemaskan perilaku anak Kapolda, Ghazyendha, yang dikenal gemar memamerkan kemewahan. Anggota DPR, seperti Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni, mengkritik perilaku tersebut sebagai tindakan yang kurang mencerminkan empati. Sahroni menilai, sebagai anak dari pejabat publik, seharusnya Ghazyendha lebih menjaga citra keluarga dan tidak pamer gaya hidup yang bisa memicu kontroversi di tengah masyarakat.
“Flexing seperti itu sangat tidak mencerminkan empati, dan bagi saya itu menunjukkan ketidakpahaman terhadap tugas seorang pejabat publik untuk menjaga nama baik keluarganya,” kata Sahroni, Senin (03/03/2025).
Tak hanya itu, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Nasdem, Rudianto Lallo, juga menyampaikan kritik serupa. Ia mengingatkan bahwa publik berhak untuk memeriksa laporan harta kekayaan (LHKPN) yang dimiliki oleh Kapolda Kalsel, apalagi setelah munculnya viralnya gaya hidup mewah anaknya tersebut.
“Publik pasti akan menilai apakah LHKPN yang dilaporkan sesuai dengan gaya hidup yang ditunjukkan. Ini adalah standar etik yang harus dijaga,” tambah Lallo.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan bahwa perayaan ulang tahun Kapolda Kalsel berlangsung di kantor Polda dan bukan acara yang mewah. Trunoyudo menegaskan bahwa kegiatan tersebut sepenuhnya dalam rangka kegiatan kedinasan dan tidak mengarah pada pemborosan anggaran negara.
“Acara itu dilakukan di kantor, dan tentunya ini merupakan kegiatan internal yang tidak menampilkan kesan berlebihan,” kata Trunoyudo saat ditemui di Aula Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Meskipun demikian, kasus ini memunculkan berbagai pertanyaan tentang hubungan antara gaya hidup pejabat publik dan etik dalam kehidupan sosial mereka. Apakah publik berhak menilai harta kekayaan pejabat setelah melihat gaya hidup mewah yang dipamerkan anak-anak mereka? Pertanyaan ini tentunya memerlukan perhatian lebih lanjut dalam menjawab tuntutan transparansi dan akuntabilitas dari pejabat negara. []
Redaksi03