Unggul di Survei, Mampukah Maslinawati Memimpin Kukar?

KUTAI KARTANEGARA – Maslinawati Edi Damansyah, yang akrab disapa Mbok Ampak, kini menjadi perhatian utama dalam bursa calon pemimpin Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dalam survei terbaru yang dilakukan oleh Serchi Borneo Indonesia (SBI), ia tercatat sebagai kandidat terkuat yang berpotensi mendampingi Rendi Solihin pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Namun, muncul pertanyaan besar mengenai kemampuan Maslinawati dalam memimpin Kukar. Survei yang dilaksanakan pada 27-28 Februari 2025 melibatkan 280 responden dengan margin of error 5% dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil survei menunjukkan bahwa 47,5% responden memilih Maslinawati sebagai pasangan ideal untuk Rendi, mengalahkan dua kandidat lainnya, Chairil Anwar (25,36%) dan Sunggono (15,00%).

Tingginya elektabilitas Maslinawati dianggap terkait dengan pengaruh kuat suaminya, Edi Damansyah, yang memiliki peran besar di Kukar. Maslinawati dinilai mampu melanjutkan berbagai program sosial yang selama ini menjadi ciri khas kepemimpinan Edi. Martain, Direktur Eksekutif SBI, mengungkapkan, “Beliau dikenal luas, aktif dalam berbagai kegiatan sosial, dan dekat dengan masyarakat selama mendampingi Edi sebagai Ibu Bupati,” ungkapnya pada Senin (03/03/2025) malam.

Namun, popularitas bukanlah jaminan kesuksesan dalam memimpin. Tantangan terbesar bagi Maslinawati adalah membuktikan bahwa dirinya tidak sekadar menjadi bayangan dari kepemimpinan suaminya, melainkan memiliki visi dan strategi kepemimpinan yang independen dan mampu membawa Kukar menuju perubahan yang lebih baik.

Sejumlah pihak mempertanyakan apakah Maslinawati memiliki kapasitas teknokratis dan politik yang cukup untuk memimpin Kukar bersama Rendi Solihin. Apakah ia akan menjadi pemimpin yang mandiri atau hanya sebatas figur pelengkap dalam kontestasi ini?

Dalam simulasi pasangan calon, elektabilitas Rendi-Maslinawati memang mencapai 63,93-65%, namun faktor utama yang mendorong dukungan tersebut lebih banyak berasal dari aspek emosional dan sejarah politik keluarga, bukan dari rekam jejak kepemimpinan pribadinya.

Martain menyampaikan berdasarkan hasil survei, bahwa Maslinawati perlu membuktikan kemampuannya dalam mengelola pemerintahan, terutama dalam menghadapi isu-isu krusial seperti perekonomian daerah, pembangunan infrastruktur, serta tata kelola birokrasi yang bersih dan transparan.

“Maslinawati harus bisa menunjukkan bahwa dia lebih dari sekadar penerus nama besar. Dia perlu menyampaikan program konkret dan memperlihatkan kemampuan eksekusinya,” imbuh Martain.

Selain itu, survei SBI juga menunjukkan bahwa 1,43% responden menyatakan keberatan terhadap calon yang terafiliasi dengan politik dinasti.

Meskipun angkanya kecil, sentimen semacam ini bisa berkembang dan menjadi batu sandungan bagi Maslinawati jika tidak diantisipasi dengan strategi komunikasi politik yang tepat.

Maslinawati dan Rendi harus bisa meyakinkan publik bahwa mereka tidak hanya mengandalkan popularitas dan jaringan keluarga, tetapi juga menawarkan tata kelola yang bersih dan profesional.

Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar) yang akan digelar pada 25 April 2025 mendatang, menyisakan waktu yang semakin singkat bagi partai politik pengusung untuk memilih pengganti Edi Damansyah. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah mereka akan memilih calon berdasarkan politik dinasti dan popularitas nama di kertas suara, atau justru mengutamakan pemimpin yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat Kukar? []

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Nistia Endah Juniar Prawita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com