Disbun Kukar Paparkan Strategi Pengembangan Kopi di Program Odah Bekesah

KUTAI KARTANEGARA – Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Kartanegara (Disbun Kukar) menjadi narasumber dalam program Odah Bekesah di RPK 100.6 FM Tenggarong, Rabu (08/10/2025). Dalam dialog interaktif berdurasi satu jam tersebut, topik utama yang dibahas adalah “Menilik Perkebunan Kopi Sebagai Komoditas Strategis di Kukar.”

Program yang dipandu penyiar Dea Faradila itu menghadirkan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disbun Kukar, Muhammad Taufik, sebagai narasumber utama. Melalui kesempatan tersebut, Taufik memaparkan berbagai strategi pemerintah daerah dalam mengembangkan komoditas kopi yang kini mulai tumbuh pesat di sejumlah wilayah Kukar.

“Kopi bukan hanya minuman, tetapi juga peluang ekonomi bagi masyarakat. Potensi kopi di Kutai Kartanegara cukup besar, baik dari sisi lahan, petani, maupun pasar. Saat ini kami terus melakukan pembinaan di beberapa sentra kopi,” ucap Taufik.

Ia menjelaskan, tanaman kopi sebenarnya telah lama tumbuh di Kukar, namun baru beberapa tahun terakhir mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah melalui program pembinaan, penyediaan benih, serta pendampingan kepada kelompok tani.

“Sejak 2019, Disbun telah intensif membina petani kopi, baik dalam bentuk kelompok tani maupun perorangan. Saat ini sentra-sentra pengembangan kopi ada di Kecamatan Marangkayu, Loa Kulu, dan Muara Kaman,” jelasnya.

Menurut Taufik, dua varietas kopi yang kini menjadi andalan Kukar adalah Robusta dan Liberika. Kopi Liberika dipusatkan di kawasan pesisir seperti Marangkayu, sementara Robusta banyak dikembangkan di daerah Jonggon dan Muara Kaman.

“Setiap jenis kopi memiliki karakter dan potensi tersendiri. Liberika di Marangkayu bahkan sudah mulai dikenal luas karena cita rasanya unik dan pengembangannya dikemas dengan konsep wisata kebun kopi,” tuturnya.

Dalam dialog tersebut, Disbun Kukar juga menyoroti pentingnya pengembangan kopi secara menyeluruh, tidak hanya di sektor hulu seperti budidaya, tetapi juga pada sektor hilir, yakni pengolahan, pengemasan, dan pemasaran.

Taufik menambahkan, pemerintah daerah telah memberikan berbagai dukungan kepada kelompok tani, mulai dari bantuan bibit bersertifikat, pupuk organik, hingga pembangunan rumah produksi. Salah satu contohnya adalah Rumah Produksi Kopi di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marangkayu, yang kini juga berfungsi sebagai tempat wisata dan edukasi kopi.

“Di Prangat Baru, masyarakat bisa menikmati kopi langsung di kebun. Ada gazebo dan rumah produksi tempat petani mengolah biji kopi hingga siap diseduh. Konsep ini kami dorong sebagai bagian dari agrowisata,” jelasnya.

Selain pemerintah, sektor swasta juga turut berperan dalam pengembangan kopi di Kukar. Beberapa perusahaan seperti Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dan sejumlah perusahaan tambang berkontribusi melalui bantuan infrastruktur, seperti perbaikan jalan produksi dan sarana pertanian.

Taufik berharap, komoditas kopi di Kukar dapat terus berkembang menjadi produk unggulan daerah dengan nilai ekonomi tinggi dan mampu memperkuat perekonomian masyarakat pedesaan.

“Kami berharap petani terus semangat mengembangkan kopi, dan pelaku usaha lokal turut membantu pemasaran produk. Pemerintah akan terus memfasilitasi dan membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak,” tutup Taufik. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com