KUTAI KARTANEGARA — Pengembangan destinasi wisata di Kutai Kartanegara (Kukar) masih menghadapi tantangan serius terkait pemerataan pembinaan di 20 kecamatan yang tersebar. Hal tersebut diakui oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, saat membuka pelatihan pelayanan pelanggan untuk pelaku jasa pariwisata di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Jumat (11/07/2025).
Arianto mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama adalah luasnya wilayah Kukar serta banyaknya titik destinasi wisata yang belum seluruhnya dapat dijangkau oleh Dispar Kukar. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan kapasitas operasional dinas menjadi hambatan yang membuat proses pembinaan harus dilakukan secara bertahap.
“Saat ini, realitasnya kami memang belum bisa menjangkau semua destinasi. Ada yang sudah disentuh program pelatihan dan pembinaan, tapi tidak sedikit yang masih menunggu giliran. Bukan karena tidak ingin, tapi karena kapasitas yang kami miliki memang belum cukup,” ujar Arianto.
Meski begitu, Dispar Kukar terus berupaya menjalankan strategi pengembangan pariwisata yang terukur dan berkelanjutan. Salah satu langkahnya adalah menetapkan 20 destinasi wisata unggulan sebagai pilot project, di mana pelaku usaha yang telah mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikasi menjadi contoh pengelolaan berbasis kompetensi.
“Pilot project ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana SDM bersertifikat mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan destinasi. Hasil evaluasi dari proyek ini nantinya akan menjadi dasar pengembangan di lokasi lain yang belum tersentuh,” jelas Arianto.
Selain itu, Arianto menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku wisata, kelompok sadar wisata (pokdarwis), dan pemerintah desa dalam melaksanakan edukasi wisata secara mandiri. Hal ini dianggap perlu karena keterbatasan kemampuan dinas tidak dapat dijadikan satu-satunya penopang pengembangan wisata.
“Kalau hanya mengandalkan dinas, tidak akan cukup. Oleh karena itu, kami harap peserta pelatihan bisa menjadi agen perubahan di desa masing-masing. Berbagi ilmu, mendorong pengelolaan bersama, dan membangun kesadaran kolektif,” tegasnya.
Lebih jauh, Arianto menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyiapkan berbagai program lanjutan untuk memperluas jangkauan pembinaan dan pelatihan ke seluruh destinasi wisata di Kukar. Namun, semua langkah tersebut harus dilaksanakan secara bertahap dan dengan perencanaan matang agar hasilnya optimal.
“Kami akan terus dorong agar seluruh destinasi di Kukar bisa tersentuh pembinaan. Tapi semua harus dilakukan secara bertahap, dengan perencanaan yang matang,” pungkas Arianto.
Langkah ini menunjukkan tekad Dispar Kukar dalam memperkuat kapasitas sumber daya manusia sekaligus memaksimalkan potensi pariwisata daerah demi mencapai perkembangan yang berkelanjutan.[] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan