SAMARINDA – Pembinaan atlet tidak cukup hanya mengandalkan event besar di tingkat provinsi atau nasional. Pola pengembangan prestasi, menurut Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur, harus dimulai dari akar rumput, melalui kompetisi rutin yang terencana dan berkelanjutan di tingkat kabupaten maupun kota.
Pandangan ini disampaikan Kabid Peningkatan Prestasi Olahraga Dispora Kaltim, Rasman Rading, dalam Rapat Kerja Provinsi Persaudaraan Shorinji Kempo Indonesia (PERKEMI) Kaltim yang digelar Minggu (25/05/2025) di Aula Dispora Kaltim. Acara tersebut dihadiri pengurus cabang dari berbagai daerah, membahas arah pembinaan olahraga Kempo di Kaltim serta strategi pengembangan ke depan.
Menurut Rasman, banyak cabang olahraga di daerah masih terlalu bergantung pada kegiatan berskala provinsi. Ketergantungan seperti ini dinilai kurang efektif karena proses pembibitan sejatinya dimulai dari tingkat terbawah. Dengan kompetisi yang sering digelar di daerah, peluang menemukan talenta muda akan lebih besar. “Jangan tunggu event provinsi terus. Gelar kejuaraan antar klub, antar kecamatan, antar kabupaten. Dari situ bibit-bibit unggul bisa muncul secara alami,” ujarnya di hadapan peserta rapat.
Ia menegaskan bahwa kompetisi berskala kecil memegang peran penting, terutama dalam membentuk mental tanding dan kesiapan teknis. Tanpa pengalaman bertanding yang memadai, atlet akan kesulitan beradaptasi saat menghadapi lawan di level yang lebih tinggi. “Latihan tanpa simulasi kompetisi tidak cukup. Mereka perlu jam terbang dan tekanan pertandingan nyata,” sambungnya.
Meskipun Shorinji Kempo diperkirakan tidak akan dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028, Dispora Kaltim menegaskan pembinaan atlet harus terus berjalan. Rasman mengingatkan bahwa prestasi seorang atlet tidak hanya bergantung pada kalender event nasional. Konsistensi latihan, kedisiplinan, dan program pembinaan di daerah yang berjalan tanpa jeda menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.
Selain itu, ia mengajak pengurus Kempo Kaltim untuk mengevaluasi komposisi nomor pertandingan yang selama ini cenderung lebih fokus pada kategori seni. Menurutnya, perhatian juga harus diarahkan pada nomor tanding yang dinilai lebih objektif dalam penilaian dan lebih realistis untuk diandalkan dalam meraih prestasi.
“Nomor tanding itu lebih terukur, lebih objektif. Kita harus evaluasi, jangan sampai strategi yang kita bangun justru melemahkan peluang meraih prestasi,” pungkasnya.
Dispora Kaltim berharap dorongan ini bisa memicu pembenahan sistem pembinaan olahraga di Kaltim secara menyeluruh. Dengan langkah yang berjenjang, sistematis, dan merata di semua daerah, diharapkan lahir atlet-atlet berprestasi yang mampu mengharumkan nama daerah di kancah nasional maupun internasional.
Rasman juga menekankan bahwa keberhasilan pembinaan tidak hanya diukur dari jumlah medali yang diraih dalam satu ajang. Lebih dari itu, yang diutamakan adalah keberlanjutan pembinaan yang mampu mencetak generasi penerus secara konsisten. Dengan fondasi yang kuat, Kaltim diharapkan menjadi salah satu lumbung atlet berkualitas di Indonesia. [] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan