SAMARINDA – Peran aktif generasi muda dalam organisasi kepemudaan terus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim mengimbau organisasi-organisasi pemuda agar mulai menumbuhkan semangat kemandirian dalam pengelolaan kegiatan dan keberlangsungan organisasinya.
Ajakan tersebut disampaikan oleh Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, saat ditemui di Kantor Dispora Kaltim pada Jumat (11/07/2025). Dalam pernyataannya, ia menyampaikan bahwa keikutsertaan pemuda dalam organisasi memiliki peran penting dalam membangun karakter dan memperluas jejaring sosial mereka.
“Kalau saya sih begini, satu hal yang saya pastikan, teman-teman yang aktif berorganisasi sudah mengambil langkah yang tepat. Organisasi itu ruang yang baik untuk mengembangkan diri, menambah pengalaman, memperluas jejaring, dan mengekspresikan gagasan,” ujar Rusmulyadi.
Namun demikian, ia menekankan bahwa organisasi pemuda seharusnya tidak hanya menjadi tempat untuk mengembangkan potensi, tetapi juga menjadi wadah yang mampu berdiri secara mandiri tanpa ketergantungan pada bantuan dari pihak luar.
“Ketika berorganisasi, jangan berpikir bagaimana hidup dari organisasi, tapi bagaimana menghidupi organisasi. Itu prinsip dasarnya. Organisasi harus bisa mandiri, punya inovasi, dan mampu mencari peluang,” tegasnya.
Untuk mendukung keberlanjutan kegiatan organisasi, Dispora Kaltim memberikan bantuan logistik, terutama konsumsi saat penyelenggaraan rapat kerja. Dukungan ini dianggap sebagai solusi dari keterbatasan dana yang sering dihadapi organisasi, sekaligus bentuk fasilitasi yang sesuai aturan yang berlaku.
“Setiap tahun kami bantu organisasi saat menggelar rapat kerja. Kami berikan dukungan berupa konsumsi. Karena sesuai aturan, bantuan dalam bentuk uang tunai tidak diperbolehkan, maka kami fasilitasi di bagian logistik agar kegiatan bisa tetap berjalan tanpa beban biaya makan,” jelas Rusmulyadi.
Dispora Kaltim juga berinisiatif untuk meningkatkan kemandirian organisasi dengan menyelenggarakan pelatihan ekonomi. Melalui pelatihan seperti event organizer (EO) dan kewirausahaan, organisasi didorong membentuk unit usaha sendiri guna menopang kegiatan mereka.
“Kami berikan pelatihan ekonomi supaya mereka bisa belajar bagaimana cara mengelola kegiatan dan membentuk usaha. Setiap organisasi boleh mengirim lima orang perwakilan untuk ikut pelatihan tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pelatihan ini tidak hanya ditujukan untuk kelangsungan organisasi, tetapi juga untuk meningkatkan kemandirian ekonomi anggotanya.
“Nawaitunya bukan cuma supaya organisasinya tetap hidup, tapi supaya mereka bisa menghidupi organisasi dan berdaya secara ekonomi. Ini soal menciptakan mentalitas mandiri dan inovatif di kalangan pemuda,” ujarnya.
Terakhir, Rusmulyadi mengingatkan bahwa keterbatasan dana tidak seharusnya menjadi penghalang untuk berkreasi. Justru di saat keterbatasan itulah kreativitas diuji dan dikembangkan.
“Hambatan itu muncul ketika kita berpikir anggaran tidak cukup. Padahal seharusnya kita berpikir: bagaimana supaya anggaran yang ada bisa cukup dan dimanfaatkan sebaik mungkin. Di sinilah kreativitas dan inovasi pemuda diuji,” pungkasnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, Dispora Kaltim berharap organisasi kepemudaan dapat tumbuh menjadi kekuatan yang mandiri dan berkelanjutan, sekaligus mampu memberi kontribusi nyata bagi pembangunan daerah.[] ADVERTORIAL
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan