KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) menyatakan kesiapan penuh untuk melakukan revitalisasi produksi garam di Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu. Langkah ini diambil setelah kegiatan budidaya garam di wilayah tersebut berhenti beroperasi menyusul tidak adanya pihak yang melanjutkan produksi.
Revitalisasi tambak garam menjadi penting mengingat potensi komoditas ini cukup besar, namun belum dikelola secara optimal akibat berbagai kendala teknis, penggunaan lahan yang tidak permanen, serta minimnya sumber daya manusia yang siap melanjutkan usaha pascapelopornya wafat.
Kepala DKP Kukar, Muslik, menjelaskan bahwa produksi garam di Kersik sebenarnya memiliki prospek yang baik. Pada 2024, wilayah tersebut mampu memproduksi hingga 3,3 ton garam dengan memanfaatkan lahan sekitar 2.800 meter persegi. Namun aktivitas produksi itu terhenti begitu praktisi utama sekaligus inisiator program meninggal dunia.
“Produksi garam ini sebenarnya potensial. Namun pasca inisiatornya meninggal, tidak ada yang melanjutkan. Inilah yang membuat kegiatan terhenti,” ungkapnya di Tenggarong, Jumat (28/11/2025).
Selain masalah regenerasi, Muslik menilai ada beberapa kendala lain yang turut memengaruhi keberlangsungan produksi, terutama kondisi curah hujan yang tinggi. Dengan karakter cuaca seperti itu, metode pengolahan garam terbuka sulit diterapkan dan harus diganti dengan teknologi yang lebih adaptif.
“Kondisi curah hujan kita tinggi. Karena itu, sistem yang cocok adalah sistem tunnel. Tanpa itu, budidaya garam sulit dilakukan secara berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai langkah awal revitalisasi, DKP Kukar telah melakukan identifikasi ulang kebutuhan, ketersediaan lahan, serta pemetaan calon kelompok pengelola yang bersedia meneruskan produksi. Muslik memastikan pihaknya akan memberikan dukungan penuh apabila kelompok masyarakat telah siap dari sisi lahan dan komitmen pengelolaan.
“Kami sudah komunikasikan ke kelompok bahwa DKP siap membantu, asalkan lahannya jelas dan dikelola kelompok. Kami tidak bisa memaksa masyarakat, tetapi ketika mereka siap, kami dukung sepenuhnya,” tegasnya.
Program revitalisasi yang direncanakan tidak hanya berupa penyediaan sarana, tetapi juga pendampingan teknis, pelatihan metode tunnel, serta penguatan kelembagaan kelompok. Menurut Muslik, dukungan yang terpadu sangat diperlukan agar produksi garam dapat berjalan konsisten dan tidak kembali terhenti seperti sebelumnya.
Revitalisasi tambak garam ini juga sejalan dengan Misi Kukar Idaman Terbaik, khususnya misi yang menekankan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan pelaku sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Jika berhasil, masyarakat pesisir di Marangkayu berpeluang mendapatkan sumber pendapatan tambahan melalui usaha garam lokal yang berkelanjutan.
Selain itu, keberhasilan produksi garam membuka ruang bagi pengembangan hilirisasi dan pasar lokal. Produk garam yang saat ini hanya dalam skala kecil dapat dikembangkan menjadi komoditas bernilai tambah melalui pengemasan, peningkatan mutu, serta diversifikasi produk turunan.
“Kita punya peluang. Produksi pernah berjalan dan hasilnya bagus. Sayang kalau ini tidak dilanjutkan. DKP siap hidupkan kembali tambak garam jika masyarakat siap bersama kita,” tutup Muslik.
Dengan kesiapan pemerintah daerah dan komitmen kelompok masyarakat, tambak garam Kersik diharapkan dapat kembali beroperasi dan memberi manfaat ekonomi signifikan bagi warga pesisir Marangkayu. [] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan