SAMARINDA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menyoroti ketimpangan pembangunan fasilitas pendidikan di sejumlah daerah, terutama di Kabupaten Kutai Timur. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kondisi SMA Negeri 1 Sangkulirang yang disebut sudah lama tidak tersentuh perbaikan serius, meskipun usianya lebih dari tiga dekade.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agusriansyah, mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya perhatian pemerintah terhadap sekolah tersebut. “Dalam rapat Banggar selanjutnya, RAPBD akan dibahas setelah input RKA. Saya ingin menekankan soal SMA Negeri 1 Sangkulirang. Sekolah ini sudah berdiri sejak Kutai dan usianya 33 tahun, tapi tidak pernah ada pembangunan rehabilitasi. Bahkan beberapa bangunannya sudah roboh. Bayangkan, ini kecamatan tertua, tapi dibiarkan begitu saja. Kondisi ini semakin meyakinkan bahwa ada perbedaan dalam tinjauan pembangunan pendidikan,” ujarnya saat ditemui di kantor DPRD Kaltim, Senin (08/09/2025).
Ia menilai, peta jalan pembangunan pendidikan yang ada belum benar-benar dijalankan secara konsisten. “Kami mengingatkan, mungkin ada roadmap-nya, tapi jangan sampai hanya ada di atas kertas tanpa aplikasi nyata. Contohnya SPMB kemarin yang menimbulkan banyak persoalan. Itu seharusnya jadi dasar evaluasi,” jelasnya.
Agusriansyah juga menyoroti persoalan penerimaan siswa baru yang kerap membuat banyak anak tidak tertampung di sekolah negeri. Menurutnya, kapasitas yang terbatas menjadi hambatan utama, terutama di Kutai Timur. “Untuk mengurangi anak yang tidak diterima di sekolah, misalnya di Kutim, sentralistiknya ada di SMA 1 Sangatta Utara. Itu kan seharusnya ditambah lokal atau bangunannya, supaya bisa menampung lebih banyak siswa,” katanya.
Ia mengusulkan langkah teknis yang sederhana untuk mengatasi masalah ini. “Kalau analisis kita tepat, cukup ditambah satu lokal ke atas atau satu bangunan ke atas, saya rasa sudah memadai. Hal-hal semacam ini yang harus dipikirkan, belum lagi masalah sekolah di wilayah 3T seperti Sandara yang kondisinya juga memprihatinkan,” pungkasnya.
Melalui pernyataannya, Agusriansyah menegaskan perlunya pemerataan pembangunan pendidikan di Kaltim. Ia mendorong pemerintah agar tidak hanya memusatkan perhatian pada sekolah di perkotaan, melainkan juga memberikan dukungan serius bagi sekolah di kecamatan lama dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dengan langkah yang tepat, akses pendidikan yang layak diharapkan bisa dirasakan seluruh anak di Kaltim, tanpa memandang lokasi tempat tinggal mereka.[] ADVERTORIAL
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan