SAMARINDA – Jelang bergulirnya Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2028, perhatian terhadap kesiapan cabang olahraga Kurash di Kalimantan Timur (Kaltim) semakin mengemuka. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Sapto Setyo Pramono, menekankan pentingnya pembenahan menyeluruh, tidak hanya dari sisi pembinaan atlet, tetapi juga dalam struktur organisasi yang menaungi olahraga beladiri asal Asia Tengah tersebut.
Meski geliat Kurash di Kaltim cukup positif dalam beberapa tahun terakhir, Sapto melihat masih ada sejumlah kelemahan yang harus segera dibenahi, terutama dalam aspek kelembagaan. “Apa yang sudah kita bangun selama ini membuahkan hasil positif, namun ke depan tantangannya lebih besar. Kita perlu fokus pada pembibitan atlet, pelaksanaan kejuaraan-kejuaraan daerah, dan penataan organisasi secara menyeluruh,” ujarnya pada Jumat (04/07/2025).
Ia menyampaikan bahwa sebuah organisasi olahraga yang kuat menjadi fondasi utama lahirnya prestasi. Karena itu, ia menyoroti masih banyaknya kepengurusan cabang Kurash yang belum bekerja secara optimal dan perlu dievaluasi mendalam. “Organisasi yang sehat dan solid adalah fondasi dari prestasi. Saat ini masih banyak pengurus yang belum bergerak optimal. Ini harus jadi perhatian kita bersama,” katanya menambahkan.
Saat ini, baru enam daerah yang memiliki Pengurus Cabang (Pengcab) Kurash, yakni Berau, Balikpapan, Kutai Timur, Bontang, Kutai Kartanegara, dan Samarinda. Menurut Sapto, jumlah tersebut belum mencerminkan pemerataan pembinaan di seluruh wilayah Kaltim. Ia pun menargetkan perluasan kepengurusan agar pembinaan tidak terpusat di kota besar saja. “Kita akan lakukan konsolidasi dengan semua pengcab. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan, bahkan jika perlu dilakukan restrukturisasi agar roda organisasi berjalan lebih efektif,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sapto juga menyinggung perjuangan Pengurus Besar (PB) Kurash Indonesia agar olahraga ini dapat diikutsertakan dalam ajang resmi PON XXI 2028. Ia menyebut, Kurash sebelumnya belum masuk daftar cabang olahraga karena belum diakomodasi oleh provinsi tuan rumah seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). “Bukan karena tidak ada dukungan pusat, tapi karena kesiapan daerah penyelenggara seperti NTB dan NTT yang belum mengakomodasi. Kini PB Kurash tengah mengupayakan agar masuk ke agenda resmi PON 2028,” paparnya.
Di akhir pernyataannya, Sapto mengingatkan bahwa pengembangan Kurash di Kaltim tak boleh sekadar mengejar banyaknya atlet, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan mutu organisasi, pelatih, serta sistem pelatihan yang berkelanjutan. “Jangan hanya kejar kuantitas. Kualitas organisasi, pelatih, dan atlet juga harus dibangun secara beriringan. Itu kunci agar Kurash Kaltim bisa berbicara lebih banyak di tingkat nasional,” tutupnya. [] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan