SAMARINDA – Persoalan keselamatan pelajar di jalan raya kembali menjadi sorotan. Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, mengingatkan bahwa masih banyak anak sekolah yang mengendarai kendaraan pribadi saat berangkat ke sekolah, terutama di kawasan pinggiran kota.
Kebiasaan tersebut dinilai cukup memprihatinkan karena para pelajar yang masih di bawah umur belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Kondisi ini bukan hanya melanggar aturan, tetapi juga membuka peluang terjadinya kecelakaan lalu lintas. “Itu memang menjadi potensi rawan kecelakaan,” ujar Novan saat ditemui di Kantor DPRD Samarinda, Selasa (09/09/2025) siang.
Menurut Novan, ada sejumlah alasan mengapa pelajar tetap nekat membawa kendaraan sendiri. Faktor jarak rumah yang dianggap dekat dengan sekolah sering kali menjadi alasan orang tua membiarkan anak mereka berkendara. Selain itu, keterbatasan waktu dan kesibukan orang tua juga membuat mereka memilih memberikan fasilitas berupa kendaraan kepada anak. “Tapi memang hari ini perlu juga tindakan tegas dari pihak sekolah, karena rata-rata mereka ini kan karena merasa dekat rumahnya sehingga orang tua tidak dapat mengantar jemput, makanya memberikan fasilitas itu,” jelasnya.
Politikus yang akrab disapa Novan itu menilai pihak sekolah memiliki peran penting untuk menekan kebiasaan tersebut. Aturan internal dan kebijakan yang lebih jelas dinilainya mampu mengurangi praktik pelajar mengendarai kendaraan pribadi. “Tapi juga perlu ketegasan dari pihak sekolah, karena kalau bicara pantauan kan agak kesulitan kalau memantau terus-menerus,” katanya.
Selain sekolah, aparat kepolisian juga menghadapi kendala dalam melakukan pengawasan. Luasnya wilayah Samarinda membuat pengawasan lalu lintas tidak bisa dilakukan secara menyeluruh setiap waktu. “Apalagi dari pihak kepolisian harus memantau terus-menerus juga agak kewalahan karena juga masih banyak daerah yang perlu ditangani,” ucapnya.
Novan menegaskan, ada dua aspek utama yang perlu diperhatikan agar masalah ini tidak berlarut-larut. “Intinya sekarang ada dua hal, kesadaran orang tua dan yang kedua adalah bagaimana pengawasan sekolah untuk meminimalisir itu,” tegasnya.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar tidak hanya memandang sisi kepraktisan anak membawa kendaraan sendiri, melainkan lebih memikirkan keselamatan mereka di jalan. “Kita tidak melihat dari sisi praktisnya, tapi kita melihat dari sisi keamanannya, itu yang lebih ditekankan,” pungkasnya.[] ADVERTORIAL
Penulis: Yus Rizal Zulfikar | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan