SAMARINDA – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda membangun kawasan Chinatown sebagai destinasi wisata budaya baru menuai perhatian dari kalangan legislatif. Komisi III DPRD Kota Samarinda menilai ide tersebut memiliki potensi positif, namun menekankan pentingnya kejelasan konsep sebelum direalisasikan lebih jauh.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, M. Andriansyah, dalam wawancara resmi yang berlangsung di ruang kerjanya pada Selasa (10/6), memberikan sejumlah catatan kritis terkait gagasan pembangunan kawasan Chinatown di Kota Tepian tersebut. “Memang, semua ini merupakan bagian dari upaya pembinaan agar Kota Samarinda menjadi kota yang berlandaskan peradaban. Sepanjang konsep yang ditawarkan itu baik untuk Samarinda dan mampu memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), tentu kami akan mendukung. Namun, yang paling utama adalah kejelasan konsepnya terlebih dahulu,” tegasnya.
Meskipun rencana ini dinilai sejalan dengan upaya Pemkot meningkatkan potensi wisata kota, Andriansyah mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada gambaran atau dokumen konsep yang jelas mengenai Chinatown seperti apa yang hendak diwujudkan. Ia menyayangkan bahwa yang beredar baru sebatas wacana. “Sayangnya, sampai saat ini konsepnya masih belum jelas. Tapi selama gagasan tersebut bisa memberikan dampak positif bagi Samarinda, apalagi berpotensi menjadi ikon wisata, tentu itu patut dipertimbangkan,” katanya.
Menurut Andriansyah, pengembangan kawasan tematik seperti Chinatown perlu mengacu pada contoh yang sudah sukses di berbagai kota lain, di mana kawasan tersebut menjadi pusat budaya dan ekonomi komunitas Tionghoa, sekaligus magnet wisata yang menguntungkan secara ekonomi. “Jika kita melihat Chinatown di tempat lain, biasanya kawasan itu menjadi pusat berkumpulnya komunitas Tionghoa dengan budaya yang khas. Bisa saja ada tempat ngopi, restoran khas, atau kegiatan budaya lainnya. Jika memang kawasan itu memiliki karakter budaya Tionghoa yang kuat dan menarik untuk wisatawan, tentu itu bisa menjadi nilai jual,” jelasnya.
Lebih jauh, Andriansyah mengaitkan rencana pembangunan Chinatown dengan upaya lebih luas dalam mengoptimalkan potensi kawasan di Samarinda, seperti Karang Mumus dan Karang Asam. Ia mendorong agar Pemkot mulai serius memanfaatkan keunggulan geografis dan topografi kota untuk mendongkrak sektor pariwisata yang lebih berkelanjutan. “Kita juga harus mulai meninggalkan ketergantungan pada sumber daya alam sebagai sumber PAD. Kita perlu mengoptimalkan kondisi geografis dan topografi kota untuk mendukung sektor pariwisata. Contohnya, seperti kawasan Karang Mumus dan Karang Asam yang bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya,” tuturnya.
Kawasan semacam itu dinilai sangat potensial menjadi ruang publik yang aktif dan menarik bagi warga maupun wisatawan, asalkan dikembangkan dengan konsep yang matang dan partisipatif. “Kawasan seperti itu bisa menjadi tempat berkumpul atau beraktivitas masyarakat maupun wisatawan. Saya melihat saat ini Pemkot memang sedang mengarah ke sana. Hanya saja, sampai sekarang belum ada gambaran utuh seperti apa bentuk konkretnya,” tambahnya.
Komisi III berharap agar proyek Chinatown dan pengembangan kawasan wisata lain tidak hanya menjadi simbol, melainkan betul-betul berkontribusi terhadap ekonomi kota. Dengan menurunnya ketergantungan pada sektor ekstraktif, pariwisata harus menjadi sektor unggulan baru. “Banyak hal yang harus kita andalkan ke depan. Mau tidak mau, sektor pariwisata harus menjadi salah satu andalan PAD kita, selain dari sektor lain seperti retribusi parkir. Kawasan seperti Pampang, misalnya, harus didorong menjadi pusat ekonomi wisata budaya yang mendunia,” ujarnya.
Untuk itu, ia menyambut baik langkah-langkah yang telah diambil oleh DPRD lintas komisi, khususnya Komisi II dan Panitia Khusus (Pansus) II, yang kini tengah menyusun regulasi untuk mendukung pengembangan kawasan wisata di Samarinda. “Saat ini, rekan-rekan di Komisi II juga tengah membenahi hal tersebut, dan Panitia Khusus (Pansus) II sedang menyiapkan regulasi yang mendukung pengembangan kawasan wisata seperti yang sedang direncanakan. Kita harap semuanya segera rampung dan bisa segera diluncurkan secara resmi,” pungkasnya (ADVERTORIAL).
Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah S.M