Ekspansi Kandang Petelur, Pasokan Telur Kukar Aman

KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus mengakselerasi ekspansi pembangunan kandang ayam petelur di 17 kecamatan sebagai langkah strategis memperkuat ketahanan pangan daerah. Program ini disusun untuk memastikan ketersediaan telur sebagai kebutuhan dasar masyarakat sekaligus memenuhi suplai bahan pangan bagi pelaksanaan program sekolah.

Kebijakan tersebut menjadi bagian penting dari visi pembangunan Kukar Idaman Terbaik, yang berorientasi pada kemandirian, pemerataan, dan penguatan ekonomi lokal berbasis potensi desa. Pemkab Kukar menilai bahwa pembangunan kandang ayam petelur merupakan langkah berkelanjutan guna menciptakan ekosistem pangan yang stabil, efektif, dan mampu menjawab kebutuhan gizi di seluruh wilayah.

Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, menegaskan bahwa pembangunan kandang petelur tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga, tetapi juga menjadi bentuk antisipasi meningkatnya kebutuhan protein hewani di sekolah-sekolah, terutama setelah pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Menurutnya, Kukar harus memiliki kemandirian produksi untuk menghindari ketergantungan pasokan telur dari luar daerah.

“Ekspansi ini adalah strategi agar Kukar mampu memenuhi kebutuhan telur secara mandiri. Kita tidak bisa selamanya bergantung pada pasokan dari luar daerah,” ucapnya di Tenggarong, Minggu (30/11/2025).

Sebagai bagian dari pemerataan layanan gizi, Pemkab Kukar menyiapkan 74 Satuan Pemenuhan Pangan Gizi (SPPG) yang akan beroperasi di seluruh kecamatan. SPPG menjadi pusat penyedia dan distribusi menu makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ribuan siswa setiap hari. Kehadiran jaringan SPPG yang merata diyakini akan memperkuat implementasi MBG dalam jangka panjang, sekaligus meningkatkan kualitas layanan pangan di tingkat akar rumput.

“Dengan 74 SPPG beroperasi, distribusi makanan untuk siswa akan lebih terjamin dan rapi. Ini kunci pemerataan layanan gizi di seluruh kecamatan,” jelasnya.

Aktivitas SPPG diperkirakan akan meningkatkan kebutuhan telur secara signifikan, sehingga diperlukan strategi produksi yang kuat dan terukur. Pemkab Kukar memandang penting pembangunan kandang ayam petelur sebagai langkah mitigasi potensi inflasi telur yang diperkirakan dapat terjadi dalam satu hingga dua tahun mendatang. Lonjakan permintaan telur akibat program MBG diprediksi dapat mendorong kenaikan harga jika tidak diimbangi ketersediaan stok lokal.

Sunggono mengingatkan bahwa inflasi bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi berkaitan langsung dengan kesejahteraan masyarakat luas.

“Permintaan telur akan naik tajam seiring beroperasinya 74 SPPG. Jika suplai tidak kita siapkan sejak sekarang, harga telur sangat mungkin mengalami inflasi. Ekspansi kandang petelur ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga tersebut,” tegasnya.

Selain menjaga stabilitas harga, pembangunan sentra produksi telur di 17 kecamatan diharapkan membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa. Mulai dari budidaya ayam, penyediaan pakan, hingga kegiatan distribusi telur, setiap sektor dinilai mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperkuat ekonomi desa.

“Kemandirian pangan tidak akan tercapai tanpa tata kelola yang kuat. Karena itu, pendampingan kami lakukan dari hulu hingga hilir,” tutup Sunggono.

Pemerintah optimistis langkah ini menjadikan Kutai Kartanegara sebagai daerah dengan sistem pangan yang tangguh dan tidak rentan terhadap gejolak harga komoditas di masa mendatang. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com