SAMARINDA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Ekti Imanuel, menyatakan dukungannya terhadap rencana pengembangan wisata malam di perairan Sungai Mahakam, Samarinda. Inisiatif ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian daerah dan menambah daya tarik pariwisata di ibu kota provinsi.
Sebagai informasi, Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, menggagas konsep wisata malam di Sungai Mahakam, terinspirasi dari berbagai negara Asia seperti Shanghai (Tiongkok), Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Thailand. Di negara-negara tersebut, keindahan sungai saat malam hari dipadukan dengan permainan cahaya dan lampu yang menarik perhatian wisatawan.
“Pokoknya kami dukung segala kebijakan Gubernur itu tentu untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Ekti Imanuel saat ditemui awak media di Samarinda, Senin (09/06/2025).
Ekti Imanuel menegaskan bahwa untuk merealisasikan program tersebut, perlu dukungan dari pemerintah pusat, terutama dalam hal pengelolaan alur sungai serta penyediaan anggaran. Menurutnya, rencana ini membutuhkan dana besar yang akan lebih ringan jika dibantu oleh pusat.
“Saya kira itu cost-nya besar betul, perlu juga anggaran dari pusat untuk membantu kita, karena terkait dengan akses pelayaran di Sungai Mahakam ini bukan kewenangan daerah,” kata legislator dari daerah pemilihan Kutai Barat (Kubar) dan Mahakam Ulu (Mahulu) tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya penghentian aktivitas pengangkutan batu bara dan tongkang saat malam hari di Sungai Mahakam, demi keamanan wisatawan yang menikmati wisata malam, baik dari atas kapal wisata maupun dari tepi sungai.
“Tata kelola lalu lintas Sungai Mahakam harus diatur lebih baik lagi. Selain berguna untuk menambah pendapatan asli daerah, juga berperan baik untuk mengurangi banjir di Kota Samarinda dengan melakukan pengerukan sedimen di tepi Sungai Mahakam,” tambahnya.
Diketahui, Sungai Mahakam telah lama menjadi jalur utama perdagangan di Kaltim. Selain sebagai jalur transportasi bahan kebutuhan pokok menuju wilayah hulu, sungai ini juga menjadi lalu lintas harian bagi angkutan batu bara. Pada masa lalu, kayu hasil hutan pun dikirim ke luar daerah melalui jalur sungai ini. [] ADVERTORIAL
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan