Embung Maluhu Jadi Penopang Pertanian dan Sumber Air Warga

KUTAI KARTANEGARA – Embung Maluhu yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini mulai memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya para petani di wilayah Maluhu. Infrastruktur pengairan yang diresmikan Bupati Kukar pada 24 April 2025 itu kini berfungsi optimal sebagai penampung air sekaligus sumber irigasi bagi areal persawahan warga.

Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, menjelaskan bahwa pembangunan embung tersebut telah dirancang sejak tahun 2024 untuk mengantisipasi kebutuhan air pertanian, terutama saat musim kemarau. Menurutnya, walaupun proses penyempurnaan fisik masih berlangsung, embung sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Meskipun pembangunan finishing masih berjalan, embung sudah bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah masyarakat,” jelasnya, Rabu (11/06/2025).

Wiyono menegaskan, keberadaan Embung Maluhu bukan hanya difokuskan untuk sektor pertanian, tetapi juga diarahkan menjadi infrastruktur multifungsi yang mendukung kehidupan sosial masyarakat. Ia mengatakan, Dinas PU Kukar sedang menyiapkan sejumlah fasilitas tambahan untuk meningkatkan daya guna embung.

“Kami ingin embung tidak hanya bermanfaat bagi pertanian, tetapi juga menjadi ruang terbuka yang nyaman bagi warga,” kata Wiyono.

Beberapa rencana pengembangan yang tengah disiapkan antara lain pembangunan jalur pedestrian menggunakan paving block, pembuatan jembatan kecil di area belakang embung, serta penataan lingkungan di sekitarnya agar lebih rapi dan nyaman. Penambahan fasilitas tersebut diharapkan dapat mempercantik kawasan sekaligus menjadikan embung sebagai ruang publik baru bagi masyarakat Maluhu.

Manfaat embung ini kini mulai dirasakan secara langsung oleh para petani setempat. Mereka mengaku tidak lagi kesulitan memperoleh pasokan air untuk mengairi lahan, terutama pada musim kemarau. Dengan adanya embung, kebutuhan air menjadi lebih stabil dan produktivitas pertanian pun meningkat.

“Keberadaan embung ini sangat membantu petani, terutama saat musim kering,” ungkap seorang warga setempat.

Keberhasilan fungsi embung sebagai sumber irigasi juga dinilai menjadi langkah strategis pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan pangan. Ketersediaan air yang cukup tidak hanya menjaga hasil panen, tetapi juga mendorong masyarakat untuk kembali menggarap lahan yang sebelumnya tidak produktif.

Selain sebagai sarana pertanian, Embung Maluhu juga memiliki potensi besar dikembangkan sebagai destinasi wisata lokal. Dengan penataan yang lebih baik, embung dapat difungsikan sebagai tempat rekreasi keluarga sekaligus ruang edukasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Dinas PU Kukar menargetkan seluruh penyempurnaan fasilitas pendukung embung dapat diselesaikan pada tahun depan.

Wiyono menuturkan, pengembangan embung dengan fungsi ganda merupakan bagian dari visi Pemkab Kukar dalam menghadirkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Pihaknya berharap Embung Maluhu dapat menjadi contoh nyata bagaimana infrastruktur sederhana dapat memberi dampak besar bagi sektor pertanian sekaligus kehidupan sosial warga.

Embung ini juga menjadi bukti perhatian serius pemerintah terhadap pemerataan pembangunan di tingkat kelurahan dan desa. Tidak hanya memperkuat infrastruktur pertanian, embung juga membuka peluang ekonomi baru, baik melalui kegiatan wisata air, UMKM lokal, maupun kegiatan sosial masyarakat.

Dengan demikian, Embung Maluhu bukan sekadar wadah penampung air, tetapi juga simbol kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga ketersediaan sumber daya alam serta memajukan potensi daerah. Pemerintah daerah meyakini, infrastruktur seperti ini akan menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan Kukar yang tangguh, produktif, dan berkelanjutan. [] ADVERTORIAL

Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com