KUTAI KARTANEGARA – Festival Kesenian Budaya Nusantara (FKBN) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) siap digelar pada 19-23 Juli 2025 dengan fokus mengangkat kekayaan budaya lokal. Meski tanpa partisipasi peserta mancanegara, event tahunan ini menjadi pintu gerbang menuju East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) yang akan diselenggarakan di tingkat Provinsi Kalimantan Timur.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menegaskan FKBN 2025 tetap menonjolkan potensi budaya daerah sebagai daya tarik utama. “Tahun ini, keberagaman budaya lokal menjadi fokus. Meski belum melibatkan peserta internasional, kami yakin kekayaan tradisi Kukar mampu menarik minat masyarakat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (21/4/2025).
Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga upaya strategis pemerintah daerah melestarikan kearifan lokal. Rangkaian acara akan menampilkan talenta dari berbagai kecamatan, termasuk seni tari, musik tradisional, dan pertunjukan adat yang merepresentasikan keanekaragaman budaya Kukar. “Kami ingin masyarakat semakin mencintai budaya sendiri sekaligus memperkenalkannya ke skala nasional dan internasional,” tambah Arianto.
FKBN 2025 akan dihelat di sejumlah titik strategis Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kukar. Dinas Pariwisata setempat menggandeng komunitas seni, sanggar budaya, dan pelaku UMKM untuk memeriahkan acara. Kolaborasi ini diharapkan memperkuat ekosistem kreatif sekaligus membuka peluang ekonomi bagi pengrajin lokal.
Arianto mengakui, meski skala internasional belum tercapai tahun ini, FKBN tetap menjadi momentum penting bagi pengembangan pariwisata dan pelaku budaya. “Ini langkah awal untuk mempersiapkan EBIFF di tingkat provinsi. Ke depan, kami akan undang lebih banyak negara agar festival semakin meriah,” jelasnya.
Sebagai pra-event EBIFF, FKBN 2025 mengusung tema “Keberagaman Budaya yang Menyatukan”. Pemerintah daerah berencana melibatkan generasi muda melalui lomba budaya, parade, dan workshop pelestarian warisan tradisi. “Pelajar dan pemuda harus menjadi garda terdepan dalam menjaga identitas budaya,” tegas Arianto.
Partisipasi aktif masyarakat juga menjadi kunci. Festival ini diharapkan memupuk semangat gotong royong dan memperkuat jati diri budaya di tengah arus modernisasi. Data Dinas Pariwisata mencatat, FKBN 2024 lalu berhasil menarik 15.000 pengunjung dengan kontribusi ekonomi sekitar Rp2,5 miliar bagi pelaku UMKM. Tahun ini, target kunjungan dinaikkan menjadi 20.000 orang.
Selain pertunjukan seni, agenda meliputi pameran kerajinan tangan, kuliner khas Kutai, serta diskusi budaya melibatkan akademisi dan pegiat tradisi. Arianto menambahkan, seluruh kegiatan dirancang untuk memastikan warisan leluhur tetap relevan bagi generasi mendatang. “Kami tidak hanya ingin melestarikan, tetapi juga menciptakan ekosistem yang memungkinkan budaya hidup dalam keseharian masyarakat,” imbuhnya.
Dukungan pemerintah provinsi dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) turut dioptimalkan untuk memastikan kualitas acara. FKBN 2025 menjadi penanda komitmen Kukar sebagai episentrum budaya Kalimantan Timur, sekaligus mengukuhkan peran budaya sebagai pemersatu masyarakat multietnis.[]
Penulis: Dedy Irawan | Penyunting: M. Reza Danuarta