KUTAI KARTANEGARA — Festival Budaya Adat Kutai Lawas Nutuk Beham yang digelar di Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, pada Minggu (11/05/2025), menjadi momentum penting bagi pemuda desa untuk kembali terhubung dengan akar budaya dan olahraga tradisional leluhur mereka. Tidak hanya menjadi penonton, para pemuda turut aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, khususnya perlombaan olahraga tradisional.
Festival ini ditutup langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah dan turut dihadiri Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar, Aji Ali Husni. Dalam kesempatan tersebut, Aji Ali menegaskan pentingnya pelestarian budaya lokal melalui pendekatan yang merangkul generasi muda.
“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan dari kegiatan Festival Budaya Nutuk Beham. Kami dari Dispora Kukar juga mendukungnya secara penuh,” ujarnya.
Salah satu peserta muda, Ahmad Fathur (22), menyebut kehadiran lomba-lomba tradisional seperti nyumpit, begasing, belogo, egrang, dan bakiak sebagai ruang baru bagi anak muda desa untuk unjuk kebolehan sekaligus mengenal identitas budaya sendiri.
“Kami sangat senang bisa ikut lomba nyumpit dan egrang. Biasanya olahraga begini hanya cerita dari orang tua. Sekarang kami bisa ikut langsung dan merasa bangga,” ucap Fathur, yang juga aktif sebagai anggota Karang Taruna Kedang Ipil.
Kadispora Kukar menjelaskan, lomba-lomba tersebut difasilitasi secara langsung oleh pihaknya agar pelaksanaan berlangsung baik dan lancar. Ia menekankan pentingnya pengembangan olahraga tradisional sebagai bagian dari pembinaan generasi muda yang tangguh dan berprestasi.
“Harapannya, ajang perlombaan olahraga tradisional ini dapat terus berkembang dan juga mampu mencetak generasi muda yang tangguh dan berprestasi,” tegas Aji Ali.
Lebih dari sekadar kompetisi, Festival Nutuk Beham menjadi wadah edukasi dan pelestarian nilai-nilai budaya yang selama ini mulai terpinggirkan. Keterlibatan aktif pemuda menjadi indikator bahwa warisan budaya lokal masih relevan dan bisa dibanggakan.
Dispora Kukar juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung upaya pelestarian ini melalui pembinaan berkelanjutan, penyediaan sarana latihan, serta penguatan kapasitas pelatih dan wasit olahraga tradisional.
Bagi para pemuda seperti Fathur, kegiatan ini memberikan inspirasi baru. “Kami berharap ke depan bisa punya pelatih tetap untuk nyumpit atau begasing, supaya bisa ikut festival di luar desa bahkan mewakili Kukar,” ujarnya penuh semangat.
Festival Nutuk Beham tak hanya memperkuat ikatan kultural, tetapi juga membuka peluang baru bagi pemuda desa untuk berkembang dan berkontribusi dalam pelestarian budaya melalui olahraga. Diharapkan, semangat ini dapat terus tumbuh dan menjadikan olahraga tradisional sebagai kebanggaan di tengah arus modernisasi. [] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan