Finalis Teruna Dara Kukar Dibekali Visi dan Kepemimpinan Berbasis Budaya

KUTAI KARTANEGARA — Proses karantina Pemilihan Teruna Dara Kutai Kartanegara (Kukar) 2025 memasuki hari kedua dengan dinamika yang semakin membentuk karakter dan wawasan para finalis. Digelar di Hotel Grand Elty Singgasana, Tenggarong, pada Jumat (04/07/2025), kegiatan hari itu tidak sekadar menyajikan pembekalan, tetapi juga menanamkan kesadaran akan peran duta wisata sebagai agen perubahan sosial.

Sebanyak 20 finalis yang terdiri atas 10 Teruna dan 10 Dara mendapat kesempatan memperdalam pemahaman mengenai pariwisata, ekonomi kreatif, serta kepemimpinan berlandaskan nilai budaya lokal. Agenda pembekalan kali ini dirancang untuk menanamkan kepekaan sosial serta mendorong para peserta menyusun visi yang jelas sebagai calon representasi daerah.

Sesi Kepariwisataan menjadi pembuka hari kedua. M. Fauzan Noor, seorang akademisi dan praktisi pariwisata, mengajak peserta memahami pentingnya prinsip keberlanjutan dalam pengembangan sektor wisata. Ia menekankan bahwa peran finalis bukan sekadar tampil menarik di atas panggung, melainkan harus mampu menjadi penyampai narasi yang berkelas tentang Kukar.

“Menjadi Teruna dan Dara bukan hanya soal membanggakan daerah di atas panggung, tetapi juga soal bagaimana kalian bisa mengenalkan Kukar secara berkelas dan cerdas kepada dunia luar,” ujarnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Ekonomi Kreatif yang dibawakan oleh Dr. Erwiantono. Melalui materi ini, peserta didorong melihat potensi lokal sebagai aset ekonomi yang dapat dikembangkan dengan semangat kewirausahaan.

“Produk lokal bisa menjadi ikon wisata jika dikelola dengan kreativitas dan semangat kewirausahaan,” bebernya. Para peserta juga diminta merumuskan strategi berbasis budaya yang dapat mengangkat potensi desa atau daerah asal mereka.

Pada sesi siang hari, peserta mengikuti Sharing Session bersama Ketua DPN Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO), Anak Agung A. Fajar Pramesta. Ia menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam menjalankan peran sebagai duta.

“Menjadi duta adalah tentang tanggung jawab dan dedikasi. Kalian harus mampu berbicara dengan data, menyampaikan dengan rasa, dan bertindak dengan nilai-nilai daerah,” jelasnya.

Dua tokoh muda inspiratif, Muhammad Nizam Ihsan Fadil dan Arum Janitra Larasati, yang merupakan Duta Wisata Kalimantan Timur 2024, turut hadir untuk memotivasi peserta. Mereka membagikan pengalaman saat mewakili Kaltim di tingkat nasional dan memberi tips tentang bagaimana tetap konsisten dalam membangun citra daerah.

Menjelang malam, kegiatan ditutup dengan pelaksanaan depth interview dan tes tertulis yang mengukur tingkat pengetahuan, integritas, serta sensitivitas finalis terhadap isu-isu strategis di sektor pariwisata dan pembangunan daerah. Suasana penuh keseriusan menunjukkan bahwa para peserta mulai memahami tanggung jawab besar yang akan mereka emban.

Dengan mengusung tema HEART OF KUTAI, HOPE FOR NUSANTARA, hari kedua karantina bukan hanya soal penyampaian materi, tetapi menjadi momen pembentukan pribadi yang siap menjadi pemimpin pariwisata daerah yang berdaya saing dan berlandaskan budaya.

Grand Final yang akan dilaksanakan pada 5 Juli 2025 di Kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, menjadi ajang penentuan dua sosok terbaik untuk tampil sebagai wajah pariwisata Kukar masa depan.[] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com