JAKARTA — Fotografer dokumenter Indonesia, Mas Agung Wilis Yudha Baskoro, mencatatkan prestasi internasional dengan meraih penghargaan World Press Photo Award 2025. Penghargaan bergengsi ini diberikan atas karyanya yang menyoroti dampak kemanusiaan dari ekspansi industri nikel di Indonesia.
Foto Yudha yang dimuat di China-Global South Project (CGSP) dengan lantang menggambarkan realitas keras yang dihadapi para pekerja tambang nikel. Salah satu gambar menunjukkan sekelompok buruh tambang berdesakan dalam bak truk di dekat fasilitas smelter di Weda Tengah, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Hujan mengguyur lokasi, tanah berlumpur, dan asap pekat membubung dari latar belakang pabrik.
Pemandangan tersebut menjadi representasi perubahan besar yang tengah terjadi di Maluku Utara dan Sulawesi Tenggara, dua wilayah yang kini menjadi pusat pertumbuhan industri nikel nasional. Permintaan global yang tinggi terhadap nikel—khususnya untuk produksi baterai kendaraan listrik—mendorong eksploitasi tambang dalam skala besar, yang berdampak langsung pada lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat.
“Saya menerima penghargaan ini dengan rendah hati—bukan sebagai perayaan, melainkan sebagai seruan untuk memberikan perhatian,” ujar Yudha melalui CGSP, sebagaimana dilansir dari National Geographic Indonesia, Senin (14/04/2025).
Bagi Yudha, karya foto bukan sekadar dokumentasi, tetapi juga bentuk perlawanan terhadap ketidakpedulian. Ia menyoroti bahwa masyarakat di sekitar tambang perlahan merasakan dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Gejala seperti sesak napas, batuk terus-menerus, hingga iritasi mata mulai menjadi keluhan umum.
“Pengakuan ini bukan hanya untuk kami,” tegas Yudha. “Ini milik orang-orang dalam foto-foto ini—kehadiran mereka yang tak tergoyahkan dan hak mereka untuk dilihat.”
Proyek dokumenter ini muncul dari kegelisahan terhadap narasi global tentang mineral penting yang kerap mengabaikan suara masyarakat lokal. Pemimpin redaksi CGSP, Eric Olander, menuturkan bahwa karya ini lahir dari rasa ingin tahu mendalam tentang apa yang sesungguhnya terjadi ketika tambang-tambang mulai beroperasi dan mengubah tanah yang sebelumnya akrab menjadi asing.
Pameran foto Yudha akan menjadi bagian dari tur global World Press Photo 2025, yang akan singgah di lebih dari 60 kota di berbagai negara. Ajang ini juga mencatat rekor partisipasi, dengan lebih dari 60.000 karya foto dikirimkan oleh ribuan fotografer dari seluruh dunia.
Melalui pengakuan internasional ini, Yudha berharap fotonya dapat menjadi jembatan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang krisis lingkungan dan sosial yang mengiringi industri nikel. Ia menyerukan perhatian dan kebijakan yang lebih berpihak kepada masyarakat lokal dan para pekerja yang terdampak langsung oleh kemajuan yang tidak selalu berpihak. []
Redaksi03