Kardinal Suharyo Masuk Bursa Paus Baru?

VATIKAN-Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menjadi sorotan publik seiring keikutsertaannya dalam konklaf atau pemilihan paus baru. Dalam konferensi pers yang digelar pekan lalu, Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa dirinya akan bertolak ke Vatikan pada 4 Mei untuk berpartisipasi dalam proses tersebut.

Berdasarkan informasi dari Kongregasi Kardinal di Roma, konklaf dijadwalkan dimulai pada 7 Mei 2025. Setiap kardinal yang menghadiri proses tersebut diwajibkan mengucap sumpah untuk menjaga kerahasiaan seluruh rangkaian pemilihan.

Konklaf ini digelar 15 hingga 20 hari setelah wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Paus Fransiskus meninggal dunia pada 21 April lalu, dan sejak itu sejumlah nama potensial calon paus mulai bermunculan di media.

Namun, dari berbagai laporan, nama Kardinal Suharyo belum disebut masuk dalam daftar kandidat kuat. Beberapa tokoh yang dianggap berpeluang besar antara lain Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina, Kardinal Malcolm Ranjith dari Sri Lanka, Kardinal Charles Bo dari Myanmar, Kardinal Robert Sarah dari Guinea, serta sejumlah kardinal dari negara-negara Eropa.

Meski demikian, seluruh kardinal yang belum berusia 80 tahun, termasuk Suharyo, tetap memiliki hak untuk memilih maupun dipilih sebagai paus dalam konklaf. Tidak tertutup kemungkinan, nama yang tidak banyak dibicarakan publik justru terpilih menjadi paus berikutnya.

Dalam konferensi pers pada 24 April, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa menjadi paus bukanlah tujuan hidupnya. “Dipilih menjadi paus bukan ambisi pribadi. Menjadi paus bukan jenjang karier. Justru sebaliknya. Kalau seseorang bercita-cita menjadi paus, maaf, itu keliru,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak memiliki persiapan khusus menjelang konklaf. “Saya sendiri tidak punya persiapan apa pun. Saya ikut saja. Karena sudah sering terlibat dalam sinode para uskup dan kardinal, saya kira sudah dapat membayangkan seperti apa prosesnya,” kata Suharyo.

Ia menambahkan, pemilihan paus bukan hanya didasarkan pada keputusan para kardinal, melainkan juga melalui bimbingan Roh Kudus, karena konklaf merupakan proses yang penuh dengan doa dan permenungan.[]

redaksi12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com