Gedung Kekraf Disiapkan Jadi Pusat Inovasi Wisata Digital Kukar

KUTAI KARTANEGARA — Kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam bidang teknologi informasi (TI) menjadi tantangan utama yang dihadapi Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) di era transformasi digital. Meski potensi ekonomi digital kian terbuka, keterbatasan tenaga ahli lokal membuat pemanfaatannya belum maksimal.

Hal ini menjadi perhatian Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Zikri Umulda. Ia menilai bahwa pengembangan subsektor TI tidak dapat dilepaskan dari ketersediaan SDM yang menguasai bidang pemrograman dan pengembangan aplikasi.

“Kita masih kekurangan programmer dan pengembang aplikasi. Padahal, permintaan terhadap solusi digital makin besar, baik dari masyarakat maupun sektor pemerintahan,” ujarnya di Tenggarong, Kamis (26/06/2025).

Zikri menyebutkan bahwa antusiasme generasi muda Kukar terhadap dunia teknologi sebenarnya cukup tinggi. Banyak di antara mereka yang telah mencoba mempelajari coding dan pengembangan perangkat lunak secara mandiri melalui berbagai platform digital. Namun, tanpa bimbingan sistematis, potensi tersebut belum berkembang secara optimal.

“Kita temukan banyak talenta muda yang belajar dari YouTube, forum daring, atau media sosial. Tapi karena tidak ada kurikulum yang sistematis, hasilnya tidak maksimal. Potensi itu jadi setengah jalan,” terangnya.

Menurut Zikri, salah satu solusi utama untuk mengatasi kesenjangan ini adalah dengan memperkuat pelatihan kejuruan, menyediakan sertifikasi kompetensi, serta mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung teknologi. Hal ini penting untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif dan mandiri.

Penting pula, lanjutnya, untuk mendorong pengembangan produk digital yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Ia menyarankan agar para pengembang Kukar fokus membuat solusi digital untuk sektor publik dan UMKM, serta menjawab persoalan khas daerah.

“Jangan hanya ikut-ikutan tren nasional. Kita perlu aplikasi yang relevan dengan Kukar. Dari sini, pelaku IT lokal bisa membangun portofolio yang berdampak nyata dan punya nilai jual,” imbuhnya.

Zikri menekankan pentingnya kemandirian teknologi di daerah. Ketergantungan terhadap pihak luar, menurutnya, harus dikurangi dengan membina talenta dari dalam.

“Kita tidak bisa terus bergantung pada pengembang dari luar daerah. Kita perlu membangun kekuatan dari dalam. Jika Kukar ingin menjadi pemain dalam ekonomi digital, subsektor IT harus jadi prioritas,” jelasnya.

Optimisme juga ia sampaikan terhadap potensi Kukar menjadi pusat inovasi digital di Kalimantan Timur. Namun hal itu harus diiringi dengan konsistensi pembinaan dan dukungan pemerintah terhadap sektor kreatif.

“Kukar harus berani mencetak inovator digital dari tanah sendiri. Ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang kemandirian daerah dalam menghadapi tantangan zaman,” bebernya.

Ia turut berharap agar infrastruktur pendukung seperti akses jalan menuju Gedung Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) Kukar segera rampung. Gedung tersebut diharapkan menjadi ruang kolaboratif untuk para pelaku TI dan sektor ekonomi kreatif lainnya dalam mengembangkan potensi lokal secara berkelanjutan.[] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com