Gula Aren Kukar Terancam, Regenerasi Petani Didorong Segera!

KUTAI KARTANEGARA – Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyoroti berkurangnya jumlah petani aktif di sektor perkebunan aren, khususnya di wilayah Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan. Kondisi ini dinilai berpotensi mengancam keberlanjutan produksi gula aren yang selama ini menjadi salah satu komoditas unggulan daerah tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disbun Kukar, Muhammad Taufik, mengatakan, menurunnya minat generasi muda untuk melanjutkan usaha gula aren menjadi tantangan besar bagi pemerintah daerah. Ia menyebut sebagian besar petani yang kini aktif merupakan kelompok usia lanjut, sedangkan regenerasi petani belum berjalan optimal.

“Kita sudah mulai masuk pada aspek teknis, termasuk perbaikan teknologi pengolahan gula yang selama ini masih tradisional. Namun tantangan terbesarnya justru ada pada regenerasi. Anak-anak muda belum banyak yang mau turun karena merasa ada pilihan pekerjaan lain, apalagi di daerah-daerah yang dekat dengan perkebunan sawit,” ucap Taufik di Tenggarong, Selasa (07/10/2025).

Menurutnya, persoalan regenerasi petani aren sudah menjadi perhatian sejak lama. Banyak pelaku usaha gula merah di Tuana Tuha yang telah menekuni pekerjaan tersebut selama puluhan tahun, namun belum memiliki penerus dari kalangan muda. Akibatnya, sebagian kebun aren mulai terbengkalai dan produksi gula mengalami stagnasi.

“Kita melihat para petani senior masih sangat bersemangat, tapi mereka juga mulai khawatir karena belum ada yang meneruskan. Kalau tidak ada regenerasi, produksi akan menurun, padahal potensi bahan baku di Tuana Tuha cukup besar,” jelasnya.

Sebagai langkah solusi, Disbun Kukar mulai mendorong pelibatan generasi muda melalui program pelatihan dan pendampingan di sektor pengolahan nira. Pemerintah juga berupaya menumbuhkan kesadaran bahwa usaha gula aren memiliki nilai ekonomi tinggi dan prospek keberlanjutan yang menjanjikan.

Selain pembinaan, Disbun Kukar memfasilitasi pengadaan rumah produksi serta memperkenalkan teknologi pengolahan gula aren modern. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, kualitas produk, dan nilai jual gula aren khas Kukar.

“Kalau kita ingin menarik minat anak muda, harus ada pembaruan. Selama ini pengolahan gula masih manual. Ke depan, kami dorong penerapan teknologi tepat guna agar mereka melihat bahwa usaha aren juga bisa maju dan menguntungkan,” tutur Taufik.

Untuk memperkuat program tersebut, pemerintah daerah menjajaki kerja sama dengan perusahaan swasta dalam penyediaan peralatan, pelatihan kewirausahaan, dan pengemasan produk. Sinergi antar pihak diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang lebih modern dan menarik bagi kalangan muda.

“Kami percaya keadilan Tuhan itu tetap berjalan. Dari dulu sampai sekarang, selalu ada petani yang bertahan dan ada generasi yang muncul secara alami. Tapi tetap harus diusahakan, salah satunya melalui pembinaan dan pengenalan teknologi,” tegasnya.

Taufik menambahkan, upaya menjaga keberlanjutan usaha gula aren tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga pada pelestarian nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat.

“Gula aren bukan hanya soal produksi, tapi tentang warisan dan ketahanan ekonomi lokal. Kita ingin agar regenerasi berjalan alami, tapi juga disokong oleh kebijakan dan dukungan nyata,” pungkas Taufik. [] ADVERTORIAL

Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com