KUTAI KARTANEGARA — Komitmen Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dalam mengembangkan potensi budaya lokal terus mendapat sorotan positif. Dengan keberagaman etnis dan kekayaan tradisi yang terjaga secara turun-temurun, desa ini mulai menempatkan diri sebagai destinasi wisata budaya yang representatif di Kalimantan Timur (Kaltim).
Inisiatif pelestarian budaya yang dilakukan oleh warga setempat, terutama kelompok masyarakat yang tergabung dalam Pokdarwis Dewi Arum, memperlihatkan bagaimana sinergi antarsuku mampu melahirkan kekuatan pariwisata yang autentik dan inklusif. Ketua Pokdarwis, Dedi, menuturkan bahwa harmoni sosial yang dibangun dari keberagaman menjadi fondasi utama program wisata berbasis budaya. “Di desa kami, ada warga dari suku Dayak, Kutai, Jawa, hingga Bugis. Setiap kelompok membawa budaya masing-masing, dan itu menjadi kekuatan besar dalam pengembangan wisata budaya,” ujarnya, Senin (16/06/2025).
Keberagaman ini bukan sekadar simbol kerukunan, tetapi juga menjadi modal utama dalam menciptakan pertunjukan seni yang menjadi daya tarik wisatawan. Seni pertunjukan seperti jaranan, jathilan, dan ludruk dari tradisi Jawa disajikan berdampingan dengan tarian khas Dayak dan Kutai. Kegiatan seni ini kini menjadi agenda rutin yang disesuaikan dengan kunjungan wisata. “Misalnya kalau ada tamu dari luar desa, kita tampilkan pertunjukan jaranan atau tarian adat Dayak. Anak-anak muda di desa sudah mulai banyak yang belajar,” kata Dedi.
Upaya regenerasi seniman lokal pun dijalankan secara konsisten. Anak-anak dan remaja dilibatkan dalam latihan rutin bersama paguyuban kesenian yang telah terbentuk, menciptakan kesinambungan nilai budaya di tengah modernisasi.
Tak hanya fokus pada pelestarian, kolaborasi dengan komunitas seni dari luar daerah menjadi langkah strategis Desa Sumber Sari untuk memperluas jaringan promosi. Dukungan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kukar turut memperkuat infrastruktur dan kapasitas pelaku budaya desa.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, Ridha Patrianta, menggarisbawahi pentingnya nilai budaya sebagai kekuatan utama dalam pengembangan destinasi wisata lokal. “Budaya lokal seperti yang dimiliki Sumber Sari bukan hanya hiburan, tapi juga sarana edukasi dan promosi nilai kearifan lokal. Ini aset besar yang patut dikembangkan lebih jauh,” ucap Ridha.
Ia juga menyampaikan bahwa Dispar Kukar akan terus mendorong pemberdayaan seniman muda dan peningkatan promosi berbasis budaya. “Budaya lokal bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga alat edukasi dan perekat sosial,” tegasnya.
Langkah-langkah inovatif dan kolaboratif yang dilakukan Desa Sumber Sari menunjukkan bahwa warisan budaya tidak hanya dapat dilestarikan, tetapi juga dikelola menjadi daya tarik wisata yang edukatif dan berkelanjutan.[] ADVERTORIAL
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan