TANA TIDUNG – Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tana Tidung (KTT) terus berupaya menggerakkan generasi milenial untuk terlibat dalam sektor pertanian dengan mengedepankan konsep pertanian modern.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan KTT, Rudi, mengatakan bahwa rendahnya minat generasi muda terhadap dunia pertanian disebabkan oleh terbatasnya akses dan kesempatan untuk mengembangkan pertanian berbasis teknologi.
Menurut Rudi, selama ini sektor pertanian masih dipandang kurang menarik oleh kalangan milenial, karena mereka tidak diberi ruang untuk berinovasi dengan pendekatan yang lebih modern.
“Sebenarnya, minat petani kurang karena teman-teman milenial tidak diberi akses dan kesempatan untuk menjadi petani modern,” ujar Rudi saat ditemui di kantornya pada Rabu (05/02/2025).
Sebagai langkah untuk mengatasi masalah ini, Dinas Pertanian KTT menawarkan konsep pertanian Mina Padi sebagai solusi yang relevan dan menarik bagi petani muda. Konsep Mina Padi sendiri merupakan sistem pertanian terintegrasi yang menggabungkan beberapa sektor, yaitu budidaya padi, perikanan, dan peternakan burung walet.
Dalam sistem ini, sawah tidak hanya digunakan untuk menanam padi, tetapi juga dilengkapi dengan kanal untuk budidaya ikan, serta tanggul yang ditanami berbagai jenis tanaman hortikultura.
“Kami mendesain konsep pertanian Mina Padi dengan mengkombinasikan sarang burung walet, kanal ikan di sekitar lahan, dan sawah di bagian tengah. Di sekitar tanggulnya ditanam sayur dan buah. Hasil yang diperoleh lebih beragam karena ada diversifikasi usaha,” jelas Rudi.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pola pertanian saat ini sudah tidak dapat lagi bersifat ego sektor, di mana petani hanya fokus pada satu jenis usaha saja.
Rudi menyatakan bahwa petani harus mulai beradaptasi dengan konsep pertanian terintegrasi agar dapat meningkatkan pendapatan mereka.
“Sekarang pola pertanian sudah tidak bisa hanya fokus di satu sektor saja. Jika dulu petani hanya menanam padi atau hanya beternak, kini keduanya bisa dikolaborasikan dalam satu sistem,” ungkapnya.
Dengan penerapan sistem Mina Padi, para petani dapat memperoleh pendapatan tambahan dari berbagai komoditas, mulai dari hasil panen padi, ikan, hingga produk hortikultura seperti pisang, sayur, cabai, dan daun pisang. Bahkan, sarang burung walet yang ada di sekitar lahan juga dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.
“Petani harus dapat meningkatkan pendapatan mereka. Dengan sistem ini, setiap hari mereka bisa mendapatkan pemasukan dari berbagai sumber, baik dari hasil pertanian maupun budidaya ikan dan burung walet,” tambah Rudi.
Melalui konsep Mina Padi, Dinas Pertanian KTT berharap agar generasi muda di wilayah tersebut tertarik untuk berinovasi dan mengembangkan pertanian secara berkelanjutan.
Dengan demikian, sektor pertanian di Kabupaten Tana Tidung dapat semakin maju dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. []
Redaksi03