SAMARINDA – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) terus melangkah strategis untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekaligus memperbaiki pendataan fasilitas olahraga di daerah. Salah satu upaya yang tengah digencarkan adalah pengukuran Indeks Pembangunan Olahraga (IPO), sebuah indikator penting untuk memantau perkembangan pembudayaan olahraga di Bumi Etam.
Suriani, Koordinator Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, menjelaskan bahwa IPO tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur, tetapi juga menjadi sarana memperkuat fondasi pembinaan olahraga di masyarakat.
“Itu yang sedang kami lakukan sekarang, salah satunya lewat pengukuran Indeks Pembangunan Olahraga (IPO),” ujar Suriani saat ditemui di Kantor Dispora Kaltim, Jumat (08/08/2025).
Ia menegaskan bahwa tujuan utama IPO adalah menciptakan masyarakat yang sehat dan bugar. Hal ini diyakini akan berdampak positif, termasuk menekan beban biaya kesehatan nasional.
“Lewat IPO, kami berharap masyarakat bisa lebih bugar dan sehat. Kalau masyarakat sehat dan bugar, artinya mereka jarang sakit, dan otomatis beban BPJS juga akan berkurang. Selama ini, klaim BPJS justru terus meningkat, dan ini yang ingin kita tekan,” jelasnya.
Selain menyasar peningkatan kesehatan, IPO juga difokuskan pada pendataan sentra olahraga di kabupaten/kota. Suriani mengungkapkan, masih banyak fasilitas olahraga di tingkat kecamatan yang belum tercatat secara resmi oleh pemerintah.
“Selain itu, kami juga ingin mendata sentra olahraga yang ada di kabupaten/kota. Selama ini, ketika ditanya, ternyata banyak sentra olahraga di lapangan, terutama di tingkat kecamatan, yang belum terdata. Artinya, fasilitas untuk masyarakat berolahraga sebenarnya ada, hanya saja datanya tidak lengkap,” tambahnya.
Ia mencontohkan, lapangan voli atau lapangan terbuka yang sudah digunakan masyarakat selama ini sejatinya merupakan bagian dari fasilitas olahraga, namun kerap luput dari pendataan formal.
“Contohnya seperti lapangan voli atau lapangan terbuka yang sudah tersedia, itu termasuk fasilitas olahraga. Dengan adanya IPO, kami bisa mendatangi langsung dan memastikan data tersebut tercatat,” tegas Suriani.
Program IPO mencakup sembilan dimensi penilaian, antara lain kebugaran, kesehatan personal, partisipasi masyarakat, literasi fisik, ruang terbuka, sumber daya manusia olahraga, hingga performa atlet. Dalam prosesnya, Dispora Kaltim bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memastikan akurasi data.
Dispora Kaltim berharap, hasil pengukuran IPO tidak hanya menjadi bahan evaluasi, tetapi juga menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan dan mengembangkan sarana olahraga yang lebih merata. Dengan begitu, semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat olahraga, baik untuk kesehatan maupun pembinaan prestasi.
“Kalau pendataan lengkap, kita bisa membuat kebijakan yang tepat sasaran. Dan kalau masyarakat sehat, kita juga mempersiapkan generasi emas 2045 sejak sekarang,” tutup Suriani.
Dengan langkah ini, Dispora Kaltim optimistis kesehatan masyarakat dan ketersediaan fasilitas olahraga di seluruh wilayah akan meningkat. Upaya ini sejalan dengan visi menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat Kaltim. [] ADVERTORIAL
Penulis: Rifki Irlika Akbar | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan