SAMARINDA — Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), isu lonjakan harga bahan pokok kembali menjadi perhatian publik. Pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa meningkatnya permintaan selama libur akhir tahun kerap diikuti kenaikan harga, bahkan kelangkaan sejumlah komoditas. Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat akan tergerusnya daya beli di tengah momentum hari besar keagamaan.
Tekanan terhadap harga pangan dinilai perlu diantisipasi sejak dini. Salah satu langkah yang kembali didorong adalah perluasan pelaksanaan pasar murah sebagai bentuk intervensi langsung pemerintah. Program ini tidak hanya dipandang mampu menekan harga di tingkat konsumen, tetapi juga menjadi instrumen pengendali untuk mencegah praktik penimbunan yang dapat mengacaukan distribusi barang kebutuhan pokok.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti, mengakui bahwa keresahan masyarakat menjelang Nataru hampir selalu berulang setiap tahun. “Ini kan Natal Runa ya, Natal tahun baru memang kan biasanya kita mengkhawatirkan adanya kekhawatiran dari masyarakat akan peningkatan bahan bakar pokok, bahan pokok lah ya,” ujarnya saat ditemui di Hotel Gran Senyiur, Kamis (11/12/2025).
Ia berharap pemerintah mampu memastikan harga tetap terkendali dengan membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat melalui pasar murah. “Harapannya sih jangan sampai terjadi, artinya kita memberi kesempatan terbuka kepada pemerintah pasar murah,” katanya.
Menurut Damayanti, intervensi yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan menjaga stabilitas harga. Tanpa langkah antisipatif, lonjakan harga dinilai berpotensi membebani masyarakat. “Harapannya sih seperti itu, sehingga tidak ada pelonjakan yang terlalu tinggi dan juga tidak ada penimbunan,” tuturnya.
Selain intervensi harga, Damayanti menekankan pentingnya pengawasan distribusi bahan pokok. Ia mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan momentum hari besar keagamaan untuk melakukan penimbunan. “Ini kan harus diawasi juga, jangan sampai ada penimbunan barang yang kemudian menyebabkan barang itu akan sulit,” katanya.
Ia menilai penimbunan sebagai persoalan serius karena dapat memicu kelangkaan di pasar meskipun stok sebenarnya tersedia. “Jadi barang itu sulit didapat kalau yang pertama dia susah dicari, nah ini kan yang repot khawatirnya ada penimbunan,” ujarnya. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan agar praktik penimbunan benar-benar dicegah. “Jadi jangan sampai adanya penimbunan barang apalagi bahan pokok,” tegas Damayanti.
Dengan meningkatnya aktivitas ekonomi menjelang Nataru, Damayanti berharap pemerintah dapat mengambil langkah konkret dan konsisten untuk menjaga stabilitas harga. Pengawasan ketat, distribusi yang lancar, serta pelaksanaan pasar murah secara merata dinilai menjadi kunci agar masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru tanpa dibayangi keresahan akibat lonjakan harga bahan pokok. [] ADVERTORIAL
Penulis: Muhammad Ihsan | Penyunting: Nursiah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan